Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Di kawasan Asia Tenggara, Filipina menjadi negara yang memiliki pemain abroad terbanyak, yakni 22 orang.
Indonesia berada di urutan kedua dengan 21 pemain, disusul Thailand 12 dan Malaysia 5.
Bahkan, negara-negara sepak bola underdog, Laos dan Timor Leste, masing-masing memiliki 2 pemain yang bermain di luar negerinya, setara dengan Singapura dan Myanmar.
Menurut Soccerway, selain Vietnam ada 2 negara Asia Tenggara lainnya yang tak memiliki pemain abroad, yaitu Kamboja dan Brunei.
Bagi Filipina, sudah hampir biasa pemainnya bermain di luar negeri, karena memang lebih banyak menggunakan keturunan dari luar untuk kembali memperkuat timnas.
Khusus soal Indonesia, jika pemain naturalisasi tak dihitung, masih ada beberapa bintang asli nusantara yang bermain secara profesional di luar negeri.
Daftar asli itu termasuk bek kiri Pratama Arhan (Suwon FC, Korea Selatan), gelandang serang Marselino Ferdinan (Oxford United, Inggris), dan bek kanan Asnawi Mangkualam (Port FC, Thailand).
Baca Juga: Tahun Ketiga Abroad Tak Kunjung Pemain Utama, Pratama Arhan Hadapi Tantangan Terbesar Kariernya
Sepak bola Thailand memiliki 12 pemain yang bermain di luar Negeri Kuil Emas, termasuk banyak di Jepang seperti gelandang Ekanit Panya (Urawa Red Diamonds), Sarach Yooyen (Renofa Yamaguchi), dan Supachok Sarachat (Hokkaido Consadole Sapporo).
Abroad Sangat Penting
Kehadiran pemain yang bermain di luar negeri, terutama di negara-negara besar, sangatlah penting, karena dapat membantu meningkatkan kualitas tim dan sepak bolanya.
Mantan Wakil Presiden Federasi Sepak Bola Vietnam Duong Vu Lam mengatakan, "Timnas Thailand selalu memiliki performa yang stabil berkat pemain mereka yang bermain di Jepang dan memiliki posisi resmi di klub-klub di J-League 1."
"Mereka dihadapkan pada pertandingan tingkat atas setiap minggu, bermain bersama atau melawan pemain level atas secara teratur, sehingga terbiasa dengan tekanan dan secara bertahap beradaptasi dengan kondisi untuk bertahan hidup di lingkungan sepak bola kelas atas," imbuhnya.
Hal it merupakan sesuatu yang tidak dimiliki oleh pemain Vietnam saat bermain di dalam negeri.
Selain tidak mampu mengimbangi level kejuaraan nasional di luar Vietnam, pemain dalam negeri juga diperlakukan terlalu tinggi saat bermain di dalam negeri, terkadang lebih tinggi dari nilai sebenarnya, yang menyebabkan pemain semakin melupakan keinginan untuk "mencapai lautan luas" sebagai abroad.
Bahkan sekelompok pemain Vietnam yang bermain di liga yang lebih rendah masih diperlakukan jauh lebih baik daripada saat bermain di luar negeri.
Itu juga menjadi bagian dari alasan mengapa pemain lokal tidak ingin bermain di luar negeri, meskipun hal ini dapat memengaruhi level keseluruhan industri sepak bola.