Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Timnas U-20 Indonesia menjalani lima bulan pemusatan latihan di tangan Indra Sjafri, tetapi nasib tim ditentukan pemain yang bergabung satu minggu.
Timnas U-20 Indonesia akhirnya menyudahi perjalanan sangat panjang pada tahun 2024.
Garuda Muda besutan Indra Sjafri itu menjalani dua turnamen, yaitu ASEAN Cup U-19 2024 dan Kualifikasi Piala Asia U-20 2025.
Kesuksesan diraih dengan capaian juara ASEAN Cup U-19 2024 di Surabaya dan juara grup Kualifikasi Piala Asia U-20 2025 di Jakarta.
Demi menghadapi dua turnamen itu, Indra Sjafri memperlakukan timnas U-20 layaknya sebuah klub.
Pemusatan latihan jangka panjang dipilih, membuat pemain meninggalkan klub dalam waktu tak masuk akal.
TC pertama digelar pada 28 Desember 2023 hingga 28 Januari 2025.
TC kedua dilangsungkan pada 14 Maret hingga 5 April.
TC ketiga menjadi yang terlama, yakni pada 28 April hingga 12 Juni, dengan total 45 hari, yang meliputi agenda turnamen Toulon.
Baca Juga: Situasi Kiper Timnas Indonesia, Semua Sedang Terpuruk Kecuali Maarten Paes
TC keempat juga berlangsung lama karena meliputi ASEAN Cup U-19 2024, yaitu 23 Juni hingga 29 Juli, atau 36 hari.
Camp kelima berlangsung selama 22 hari dengan ditutup turnamen Seoul Earth On Us Cup 2024 pada awal September.
Camp terakhir dimulai sejak 11 September hingga berakhirnya Kualifikasi Piala Asia U-20 2025 pada 29 September.
Secara keseluruhan, para pemain timnas U-20 menghabiskan 173 hari, atau hampir enam bulan kalender!
Namun melihat laga menentukan di ASEAN Cup U-19 maupun Kualifikasi Piala Asia U-20, sosok penentu adalah pemain yang mengikuti TC jangka panjang.
Dia adalah Jens Raven, striker naturalisasi yang bermain untuk tim FC Dordrecht U-21 di Liga Belanda.
Jens Raven mencetak gol kemenangan pada laga final melawan Thailand di ASEAN Cup U-19.
Ia pula yang mencetak gol ke gawang Yaman pada laga terakhir Kualifikasi Piala Asia U-20 dua hari lalu.
Padahal, ia baru bergabung pemusatan latihan satu minggu sebelum turnamen dimulai.
Melihat situasi Raven, tampaknya kompetisi rutin bersama klub, biarpun di level junior, lebih bermanfaat bagi pemain.
Sebagai contoh, Dony Tri Pamungkas tidak bisa membela Persija Jakarta walaupun sudah menembus tim utama, hanya karena diundang berlatih timnas U-20.
Apakah Indra Sjafri berniat menyia-nyiakan masa muda pemain dengan menggembleng mereka untuk berlatih dan berlatih saja?
Baca Juga: Curi Start ke China, Marc Klok Masih Berambisi Dipanggil Kembali ke Timnas Indonesia