Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Ernando Ari hanya kiper nomor dua di Persebaya Surabaya, bukan situasi yang baik bagi kiper timnas Indonesia.
Pekan kedelapan Liga 1 2024/25 semakin memperjelas posisi Ernando Ari di level klub.
Sampai bulan lalu, kiper 22 tahun itu masih menjabat kiper nomor satu Persebaya dan timnas Indonesia.
Namun kedatangan Maarten Paes membuat ia tergusur menjadi ban serep di tim Garuda.
Pada saat bersamaan, Paul Munster di Persebaya mulai berani mencadangkan kiper yang selalu meninggalkan klub untuk training camp timnas itu.
Ernando mulanya hanya diparkir oleh Munster akibat cedera pada pekan keenam menghadapi Persis Solo.
Namun pada pekan ketujuh, laga terakhir sebelum jeda internasional Oktober, Ernando sudah sembuh tetapi tetap dicadangkan.
Paul Munster menyatakan ia lebih memilih Andhika Ramadhani lantaran selalu tersedia di sesi latihan klub.
Sebaliknya, Ernando kerap menjalani pemusatan latihan jangka panjang di timnas.
"Seperti yang saya katakan bahwa saya tahu Andhika," jelas Munster bulan lalu.
"Karena pada musim lalu, dia main 99 persen laga selama saya melatih Persebaya dan Ernando hanya satu persen," lanjutnya.
Musim lalu, Ernando meninggalkan Persebaya di tengah musim untuk Piala Asia 2023 dan Piala Asia U-23 2024.
Rupanya keputusan Munster sudah bulat, Andhika Ramadhani adalah kiper nomor satu Persebaya.
Hal itu tercermin dari susunan pemain Persebaya untuk bertandang ke Persib Bandung, Jumat (18/10/2024) sore ini.
Situasi Ernando tidak terbantu dengan kondisinya yang baru datang dari China.
Ia berada di bangku cadangan pada Selasa saat gawang Maarten Paes dibobol dua kali di Qingdao.
Dengan jeda kurang dari 72 jam dari peluit akhir China vs Indonesia, Ernando kembali ke Persebaya dengan Andhika lebih siap untuk bermain.
Dengan demikian sudah dua laga beruntun Andhika mengalahkan Ernando dalam balapan menjadi kiper utama Bajul Ijo.
Baca Juga: Hasil Liga 1 - Hujan Kartu Merah untuk PSIS, Persija Menang Nyaman Walau Digembosi Timnas
Jika kondisi itu berlanjut, kualitas Ernando sebagai kiper papan atas Indonesia bisa diragukan.
Bagaimanapun, kiper butuh jam terbang untuk menjaga kualitasnya dengan bertanding di level tertinggi.
Jika Ernando tidak bermain di Persebaya, masihkah ia pantas dipanggil Shin Tae-yong? Bukankah Andhika juga pantas dipanggil?