Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Dony Tri Pamungkas berpotensi melakoni laga terakhir Persija Jakarta saat melawan Arema FC, sebelum kembali pada Maret tahun depan.
Untuk seorang kapten timnas U-20 Indonesia, menit main Dony Tri Pamungkas terbilang menyedihkan di Liga 1 2024/25.
Hal serupa berlaku untuk pemain andalan timnas U-20 lain, seperti Kadek Arel, Alfharezzi Buffon, hingga Riski Afrisal.
Mereka semua menjadi korban dari rezim training camp jangka panjang ala Indra Sjafri di skuad Garuda Muda.
Pada Sabtu (26/10/2024) malam, Dony bermain sebagai starter saat Persija melawat ke Arema FC.
Penampilan tersebut hanya merupakan penampilan kedua Dony di level klub pada musim ini.
Ia sering tak tersedia bagi klub bukan karena cedera, melainkan TC timnas U-20.
Timnas U-20 menjalani dua agenda pada tahun ini, yaitu ASEAN Cup U-19 2024 dan Kualifikasi Piala Asia U-20 2025.
Guna bersiap untuk dua turnamen itu, Indra Sjafri menggembleng anak asuhnya dengan durasi latihan 173 hari, atau menyentuh enam bulan.
Kini timnas U-20 lolos ke Piala Asia U-20 2025, Coach Indra sudah menjadwalkan TC jangka panjang lagi.
“Pemain kembali ke klub, nanti tanggal 27 (Oktober) kita TC di Bali sampai tanggal 3,” ujar Indra Sjafri pekan lalu, yang berarti besok.
“Tanggal 4 (November) kita ke Jepang sampai tanggal 23 November,” ucapnya.
“Sampai 23 November setelah itu balik, TC ke Bali, sampai Natal.”
Durasi enam bulan di atas akan ditambah dua bulan, sehingga menjadi delapan bulan.
Itu belum termasuk potensi TC lagi pada Januari, karena Piala Asia U-17 akan digelar pada Februari.
Dengan demikian potensi wanprestasi Dony terhadap klubnya bisa menyentuh 10 bulan!
Bagi seorang pemain muda, masa 10 bulan dihabiskan dengan hanya berlatih tanpa bertanding kompetitif adalah buang-buang waktu.
Jika Dony, Afrisal, Buffon, atau Kadek sudah menjadi pilihan utama di klub, mengapa Indra menyeret mereka ke TC timnas?
Toh pemain yang selama ini menjadi pahlawan di final ASEAN Cup U-19 atau Kualifikasi Piala Asia U-17, Jens Raven, tidak pernah mengikuti TC jangka panjang itu.
Raven bermain di Belanda, sehingga PSSI tak bisa memaksa klubnya melepas pemain.
Tampaknya satu-satunya jalur untuk selamat dari cengkeraman Indra Sjafri adalah dengan berkarier di luar yurisdiksi PSSI.
Baca Juga: Hattrick Lawan Semen Padang, Egy Maulana Vikri Satu-satunya Pemain Lokal di Bursa Top Scorer Liga 1