Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Anggota DPR dari fraksi Demokrat itu meminta PSSI untuk mengulik lagi bakat terpendam yang ada di penjuru Tanah Air.
Terutama Nusa Tenggara Timur yang merupakan daerah pilih (dapil) wanita berusia 50 tahun tersebut.
"Apalagi saya dari Nusa Tenggara Timur, provinsi tertinggal, terbelakang, tetapi gudangnya atlet," ucap Anita.
"Lari, tinju, sepak bola, saya rasa pasti kita punya banyak atlet di Indonesia."
"Pertanyaan saya, kenapa kita harus mengambil dari luar?," tambahnya.
Anita menyoroti kewajaran PSSI yang telah menaturalisasi banyak pemain luar negeri.
Baca Juga: Hokky Caraka Tertantang Hadapi Dua Bintang Premier League saat Indonesia Vs Jepang
"Bukan sekali dan ini sudah beberapa kali (naturalisasi)," kata Anita.
"Ini perlu dipertanyakan dan menjadi perhatian kita semua, Bapak Ibu. Mau sampai kapan kita terus mengambil atlet dari luar?"
"Untuk tiga atlet yang luar biasa ini, kami berharap mereka memberikan yang terbaik buat Indonesia."
"Tetapi bagaimana kalau ini gagal lagi? Jangan kita ulangi lagi, panggil dari luar tetapi tidak membanggakan."
Anita berharap PSSI bisa memberikan pembinaan bagi bibit lokal supaya tidak perlu naturalisasi lagi.
"Saya yakin atlet Indonesia punya fisik yang kuat asal tepat pembinaannya, bagaimana Kemenpora mendidik mereka," tutur Anita.
"Kalau kita bisa membanggakan Indonesia dengan anak-anak lain, kenapa kita harus ambil dari luar?" pungkasnya.
Dalam pemanggilan terakhir, timnas Indonesia diperkuat 14 pemain naturalisasi untuk melawan Jepang dan Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
1. Maarten Paes (FC Dallas)2. Jay Idzes (Venezia FC)3. Jordi Amat (Johor Darul Ta’zim FC)4. Mees Hilgers (FC Twente)5. Justin Hubner (Wolves U-21)6. Calvin Verdonk (NEC Nijmegen)7. Shayne Pattynama (KAS Eupen)8. Sandy Walsh (KV Mechelen)9. Thom Haye (Almere City)10. Nathan Tjoe-A-On (Swansea City)11. Ivar Jenner (FC Utrecht)12. Ragnar Oratmangoen (FCV Dender)13. Rafael Struick (Brisbane Roar)14. Eliano Reijnders (PEC Zwolle)