Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Dua kali timnas Indonesia dikecewakan dua pemainnya yang mendapatkan kartu merah, yakni Marselino Ferdinan dan Muhammad Ferarri.
Timnas Indonesia harus membayar mahal keputusan mengirim pemain di bawah usia 22 tahun ke ASEAN Cup 2024.
Garuda Muda mengakhiri perjalanan di Piala AFF edisi ini dengan tersingkir di fase grup, mengulang edisi 2018, 2014, dan 2012.
Hasil memalukan itu didapat saat Indonesia keok dari Filipina dalam laga penentuan, Sabtu (21/12/2024) malam.
Pasukan Shin Tae-yong kalah akibat bermain dengan 10 orang, dengan gol Filipina dicetak melalui titik putih, 0-1.
Jika dirunut ulang, kegagalan Indonesia di turnamen ini diakibatkan ketidakmatangan pemain dalam beberapa situasi penting.
Itu adalah konsekuensi yang harus diterima apabila memutuskan mengirim pemain muda ke turnamen terakbar region ini.
Pada laga kandang pertama melawan Laos, Marselino Ferdinan merusak ritme permainan saat skor masih 2-2.
Saat Laos menyerang balik, Marselino tidak mengingat ia sudah mengantongi kartu kuning dan tetap melancarkan tekel terlambat.
Alhasil, perjuangan rekan setimnya harus lebih susah, dan hasil imbang 3-3 membuyarkan peluang menang di depan mata.
Pada partai kandang kedua menghadapi Filipina, lagi-lagi kartu merah mengkhianati perjuangan tim.
Garuda Muda dalam posisi menang angin, mendapatkan beberapa peluang, saat Muhammad Ferarri terpancing emosi di dalam kotak penalti.
Ia membalas kawalan Amani Aguinaldo dengan sikutan telak ke wajah sang lawan, sesuatu yang tak pantas dilakukan kapten.
Pengusiran Ferarri membuat Indonesia gagal melanjutkan momentum menyerang, dan Filipina bisa mencetak gol tunggal pada babak kedua.
Usai pertandingan, Shin Tae-yong menyoroti para pemain lebih berpengalaman di timnas ini yang gagal mencontohkan kematangan pada pemain lain.
"Mungkin bisa bicara kecewa, apalagi Marselino dapat kartu merah saat lawan laos dan menjadi pertandingan yang sulit di timnas."
"Hari ini sama, Ferarri dapat kartu merah jadi kita tidak bisa mencetak gol satupun."
"Saya pikir bisa cetak dua sampai tiga gol sebelumnya tapi disayangkan dapat kartu merah," kata Shin Tae-yong.
Baca Juga: Persebaya Ogah Disalip Persib, Bajul Ijo Kembali Menang Usai Skandal Tiga Pemain Hilang dari DSP
Dari turnamen ini, PSSI dan Shin Tae-yong bisa belajar, terlalu berisiko menurunkan pemain hijau di turnamen yang dianggap serius oleh negara lain.
Pada edisi mendatang, kalaupun pemain abroad Eropa tidak bisa datang, PSSI semestinya bisa mengirim pemain terbaik dari Liga 1.
Jikapun ingin mengirim timnas muda, tampaknya pemain overage perlu diperbanyak di posisi yang penting, seperti bek tengah atau gelandang bertahan.