Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Winger Bali United, M. Rahmat, mengenang jasa eks pelatihnya di PSM Makassar, Petar Segrt, yang menanggung biaya operasinya dan memintanya memakai nomor punggung 11.
Winger Bali United, M. Rahmat, boleh jadi sudah menjadi pesepak bola tersukses di Liga 1 dalam beberapa musim belakangan.
M. Rahmat tercatat selalu menjadi pilihan utama di sisi sayap PSM Makassar meskipun pelatih silih berganti.
Pada Liga 1 2019, ia bermain dalam 29 laga di Liga 1 2020 dan mencetak 2 gol serta empat assist.
Baca Juga: Pernah Jebol Persija, Frets Butuan Dianggap Lebih Baik Ketimbang Michael Essien
Berkat penampilan konsisten dari musim ke musim, Bali United pun terpincut.
Bali United yang baru menjadi kampiun Liga 1 2019 lantas memboyong M. Rahmat pada awal musim 2020.
Bila merunut perjalanan M. Rahmat di awal kariernya, ia mengakui banyak terbantu oleh eks pelatih PSM Makassar, Petar Segrt.
Baca Juga: Beda Sepak Bola Indonesia dan Thailand Menurut Bek Persija Jakarta
Petar Segrt merupakan pelatih asal Kroasia yang menangani PSM Makassar dalam kurun 2011 hingga 2013.
Di tangan Petar Segrt, M. Rahmat dipoles menjadi winger jempolan di Indonesia.
"Dia orang pertama yang mengubah posisi saya yang sebelumnya striker menjadi sayap kiri," ucap Rahmat, seperti dikutip Bolanas.com dari Tribun Timur (5/5/2020).
Hasilnya, M. Rahmat memperoleh panggilan dari timnas dan menjadi bagian dari skuat timnas Indonesia di Piala AFF 2010.
Rahmat menuturkan, Petar pula yang membuatnya melekat dengan jersey bernomor punggung 11 selama di PSM Makassar.
"Dia (Petar) juga yang menyuruh saya menggunakan nomor punggung 11," ucap Rahmat.
Momen paling mengharukan bagi Rahmat selama diasuh Petar ialah saat ia mengalami cedera lutut kala melawan Persija Jakarta pada 18 Desember 2011.
Petar menginginkan kesembuhan winger kesayangannya, hingga mau menjemput Rahmat di Takalar dan menanggung biaya operasi Rahmat.
"Yang paling tidak bisa saya lupakan adalah waktu cedera lutut. Dia sendiri yang jemput saya di kampung di Takalara," ujarnya.
"Tapi beliau semua yang menanggung, waktu itu dibawa ke RS Wahidin untuk dioperasi," tambahnya.
Petar Segrt memang dikenang dengan cukup baik di kalangan pegiat sepak bola Makassar.
Bahkan, Widya Syadzwina, eks media officer PSM Makassar, memutuskan menulis sebuah buku untuk mengenang perjalanan Petar Segrt di PSM pada 2015 lalu.
Baca Juga: Saingi Son Heung-min, Bambang Pamungkas Masuk dalam 9 Pahlawan Sepak Bola Asia
Editor | : | Nungki Nugroho |
Sumber | : | TribunTimur.com |