Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Mantan pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy, menceritakan pengalamannya selama menjadi pelatih di Indonesia.
Nama Simon McMenemy tentu sudah tidak asing lagi bagi para pecinta sepak bola tanah air.
Simon berhasil membawa Bhayangkara FC juara Liga 1 untuk pertama kalinya pada tahun 2017 silam.
Rupanya keberhasilannya tersebut sedikit meninggalkan kesan negatif untuk Simon.
Pasalnya, Simon dan Bhayangkara FC gagal tampil di kualifikasi Liga Champions Asia (LCA) karena terganjal masalah lisensi.
Baca Juga: Ilija Spasojevic Sebut Orang Indonesia Adalah yang Terbaik di Dunia
Selain itu, CEO Bhayangkara FC saat itu, Gede Widiade, juga memutuskan untuk pindah ke Persija Jakarta.
Pada akhirnya jatah Bhayangkara FC tampil di LCA pun diberikan ke Persija yang saat itu berada di posisi empat klasemen Liga 1 2017.
Menurut Simon, kejadian tersebut bukanlah hal yang wajar dalam dunia sepak bola.
Juru taktik asal Skotlandia itu menyebut sepak bola Indonesia terlalu mudah untuk mendapat intervensi.
Intervensi yang dimaksud oleh Simon adalah kekuasaan, politik, dan uang.
Baca Juga: HUT RI Pertama sebagai WNI, Bek Naturalisasi Otavio Dutra Ikrar Setia pada Timnas Indonesia
Hal tersebut membuat Simon belajar banyak tentang sepak bola di tanah air.
"Di sana tidak hanya sepak bola, itu sangat jarang terjadi di Indonesia," kata Simon dilansir Bolanas dari The Press and Journal.
"Pasti selalu ada sesuatu di baliknya. Selalu ada sisi yang lain, entah itu kekuasaan, politik, pengaruh, atau uang," ujar pelatih berusia 42 tahun itu.
Simon menyebut siapapun pelatih yang ingin berkarier di Indonesia harus bisa menyesuaikan dengan hal tersebut.
"Sebagai pelatih, kamu harus berdamai dengan keadaan itu jika ingin bekerja di Indonesia," pungkasnya.
Baca Juga: Peringati HUT ke-75 RI, Robert Rene Alberts: Saya Sudah Jadi Bagian dari Negara Ini
Editor | : | Unggul Tan Ngasorake |
Sumber | : | The Press and Journal |