Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Komisi X DPR RI secara terbuka mengkritik pedas rencana PSSI menaturalisasi sejumlah pemain muda asal Brasil yang telah berlatih bersama klub Liga 1.
Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda, sangat tidak terkesan dengan isu naturalisasi pemain muda asal Brasil yang belakangan ramai bergulir.
Saat ini, terdapat paling tidak lima pemain Brasil berusia belasan yang telah berlatih bersama klub Liga 1 dan digadang-gadang akan diupayakan memperkuat tim nasional Indonesia.
Syaiful Huda terang-terangan menyebut rencana naturalisasi untuk menghadapi Piala Dunia U-20 tak akan menyelesaikan akar persoalan sepak bola Indonesia.
Baca Juga: Di Hadapan Para Legenda Timnas, Ketum PSSI Janji Kembalikan Kejayaan Sepak Bola Indonesia
Lima pemain Brasil di atas saat ini "dititipkan" di tiga klub Liga 1, yaitu Persija Jakarta (dua pemain), Arema FC (dua pemain), dan Madura United (satu pemain).
Isu naturalisasi tersebut pertama kali muncul justru dalam sebuah presentasi Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, yang menyebut akan melakukan "cara-cara luar biasa" untuk mendongkrak prestasi timnas Indonesia.
Belakangan, pelatih Persija Jakarta Sergio Farias seakan mengkonfirmasi dengan menyatakan dua pemain Brasil yang ikut berlatih di klubnya merupakan "proyek dari PSSI".
Komisi X DPR RI sendiri merupakan badan kerja di lingkup DPR yang salah satu tugasnya membidangi olahraga.
Baca Juga: Isu Naturalisasi Pemain Muda Brasil, Pelatih Persebaya Aji Santoso: Ini Melanggar Aturan
Ketua Komisi X, Syaiful Huda, menyatakan rencana naturalisasi tersebut bertentangan dengan filosofi olahraga Indonesia.
"Rencana naturalisasi pemain besar-besaran agar berprestasi di Piala Dunia U-20 (2021) sangat bertentangan dengan filosopi olahraga prestasi di Indonesia," ujar Syaiful seperti dikutip Antara (23/8/2020).
"Langkah itu ibarat jalan pintas yang belum tentu menghasilkan prestasi yang diidamkan," tukasnya.
Politisi PKB tersebut mengkhawatirkan mental para pemain muda Indonesia, yang bisa jadi merasa tidak dihargai oleh PSSI akibat keberadaan pemain antah berantah Brasil.
Padahal, banyak pihak sudah berusaha berkontribusi dalam pembinaan usia muda di Indonesia, termasuk SSB, Askot/Asprov, hingga klub-klub profesional yang diwajibkan memiliki tim akademi.
"Betapa besar biaya untuk melakukan semua (menggelar pembinaan usia muda) itu," tegasnya.
"Namun saat ada kebutuhan untuk membentuk tim nasional, tiba-tiba pemerintah dan federasi lebih memilih melakukan naturalisasi pemain," lanjutnya.
"Ini kan sangat ironis," pungkasnya.
Baca Juga: Persib Bandung Kejar Juara Liga 1 2020, Target Kim Jeffrey Jauh Lebih Simpel
Editor | : | Mukhammad Najmul Ula |
Sumber | : | Antara |