BOLANAS.COM - Komite Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan hukuman berat untuk ofisial Persis Solo, Erwin Widityanto.

Komdis PSSI kembali mengumumkan hasil sidang yang dilakukan pada 17 Desember 2021.

Hasilnya, ada lima hukuman yang dijatuhkan oleh Komdis PSSI.

Salah satunya adalah untuk ofisial Persis Solo, Erwin Widiyanto.

Seperti diketahui, sempat ada insiden yang terjadi di babak delapan besar Liga 2 2021 antara Persis Solo melawan Rans Cilegon FC.

Baca Juga: Timnas Indonesia Paling Subur di Piala AFF 2020, Ini Kata Kiper Singapura

Erwin Widiyanto tertangkap kamera melakukan aksi tidak terpuji kepada asisten wasit.

Insiden itu sendiri bermula dari gol Persis Solo yang dicetak oleh Alberto Goncalves dianulir oleh wasit.

Tak terima dengan keputusan wasit, para pemain dan ofisial Persis Solo pun melakukan protes.

Di tengah protes, Erwin terlihat berlari dari arah bench pemain dan menabrakan diri ke badan asisten wasit.

Akibat tindakannya itu, Erwin langsung mendapat kartu merah dari wasit.

Tak hanya kartu merah dari wasit, Erwin juga mendapat hukuman dari Komdis PSSI.

Komdis PSSI menghukum Erwin untuk tidak boleh beraktivitas di lingkungan sepak bola selama enam bulan.

 

 

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

 

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Indosiar Sports (@sports.indosiar)

Baca Juga: Kapten Singapura Akui Kualitas Timnas Indonesia: Ini Tantangan Besar bagi Kami!

Erwin juga diharuskan membayar denda sebesar RP 50 juta.

Selain Erwin, ada juga kapten Borneo FC, Javlon Guseynov yang mendapat hukuman dari Komdis PSSI.

Javlos Gusyenov juga dihukm akibat tingkah laku buruk di atas lapangan.

Hal itu terjadi saat pertandingan Liga 1 2021/2022 antara Madura United Vs Borneo FC, (14/12/2021) lalu.

Saat iu Javlon terlihat melemparkan ban kapten ke arah wajah wasit.

Javlon pun kini dihukum larangan bermain dalam empat pertandingan ke depan.

Tidak hanya itu, Javlon juga harus membayar denda Rp 50 juta.

Baca Juga: Prediksi Line Up Timnas Indonesia Vs Singapura - Skuad Garuda Tanpa Egy Maulana Vikri