Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pentolan Bola Malaysia Puji Liga 1 karena Timnas Indonesia Bisa Berprestasi di Piala AFF Tanpa Striker Tajam

Najmul Ula - Kamis, 3 Februari 2022 | 18:23 WIB
Para pemain timnas Malaysia di Piala AFF 2020.
Para pemain timnas Malaysia di Piala AFF 2020.

BOLANAS.COM - Eks pelatih timnas Malaysia B Satiananthan menyatakan situasi persaingan striker lokal dan asing jauh lebih baik di Indonesia.

Situasi menyedihkan mengenai minimnya penyerang lokal berkualitas rupanya juga menjangkiti tim nasional Malaysia.

Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong sebelumnya menyebut sektor striker adalah posisi terlemah tim Garuda di Piala AFF 2020.

Di Piala AFF 2020, Shin Tae-yong rutin merotasi Ezra Walian, Dedik Setiawan, dan Hanis Saghara tanpa membuahkan hasil bagus.

Baca Juga: PSSI Tak Bergerak Jika Tak Ada Restu Shin Tae-yong, Media Yunani: Cyrus Margono Telah Putuskan Ingin Bela Indonesia

Menurut Shin Tae-yong, situasi krisis penyerang itu disebabkan minimnya penyerang lokal di Liga 1.

"Di tim kami posisi yang paling lemah adalah striker," aku Shin Tae-yong usai dikalahkan Thailand (1/1/2022).

"Di Liga Indonesia juga pemain asing yang banyak dipakai sebagai striker, jadi memang susah sekali untuk berkembang," jelasnya.

Nyatanya, keluhan Shin Tae-yong itu dianggap masih mending dibanding keadaan di Malaysia.

Baca Juga: Tak Goyah Meski Dihantam Badai Covid-19, PT LIB Tegaskan Liga 1 akan Tetap Lanjut di Bali

Eks pelatih timnas Malaysia, B Satiananthan, memberi pernyataan senada seperti Shin Tae-yong di atas.

Malah, B Satianathan mengungkap borok penyerang lokal yang menurutnya tak berani menantang striker asing.

"Saya ingat Marlon Alex James (eks striker asing di Malaysia) bertanya kenapa penyerang asing selalu menjadi top scorer," tutur Satiananthan dikutip dari New Strait Times (3/2/2022).

Aksi pemain Malaysia, Mohamadou Sumareh saat laga melawan Myanmar dalam laga Piala AFF 2018.
twitter.com/fam_malaysia
Aksi pemain Malaysia, Mohamadou Sumareh saat laga melawan Myanmar dalam laga Piala AFF 2018.

"Saya pikir itu disebabkan pemain lokal tidak mau menantang pemain asing, mereka justru malu (dan menyingkir)."

"James ingin para penyerang lokal bersaing dengannya untuk merebut tempat utama, tapi mereka menyerah dengan mudah," keluhnya.

B Satianathan merupakan pelatih timnas Malaysia dalam kurun 2007 hingga 2009, lantas melatih di sejumlah klub Liga Super Malaysia hingga 2020.

Pelatih berusia 63 tahun itu lantas menuturkan keadaan di Thailand dan Indonesia yang lebih baik.

"Lihat liga di Thailand dan Indonesia," ucapnya.

Baca Juga: Malang Benar Nasib Persebaya, Dipaksa Main Meski Terkena Badai Covid-19 Padahal Laga Persib Bisa Ditunda

"Walaupun liga di sana ada banyak pemain asing, mereka tetap menjadi juara dan runner-up Piala AFF tahun lalu," tandasnya.

"Di Jepang dan Korea, banyak pemain lokal bermain sejak awal, sementara pemain asing masuk sebagai pengganti."

Di Piala AFF 2020 silam, timnas Malaysia menggunakan jasa pemain naturalisasi di pos terdepan, yakni Guilherme de Paula.

Adapun timnas Indonesia di tangan Shin Tae-yong tampak menemukan sistem yang tak mengandalkan striker untuk mencetak gol.

Baca Juga: Wasit Terlalu Kejam pada Persita, Widodo C Putro Pertanyakan Sentuhan Lembut Berujung Kartu Merah dan Penalti

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P
Editor : Najmul Ula
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.