Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Persebaya mengumumkan enam pemain hengkang dari klub termasuk Taisei Marukawa, satu pemain pergi karena diteror suporter.
Persebaya Surabaya tampak lebih banyak berurusan dengan transfer keluar selepas tuntasnya Liga 1 2021/22.
Hingga Selasa (5/4/2022), Persebaya Surabaya tercatat mengumumkan perpisahan kepada enam pemain.
Enam pemain yang kini berstatus "mantan" tersebut adalah Taisei Marukawa, Bruno Moreira, Ricky Kambuaya, Rachmat Irianto, Johan Yoga Utama, dan David Ariyanto.
Di antara enam nama tersebut, sosok Taisei Marukawa barangkali menjadi pemain yang paling disesali suporter Bajul Ijo.
Bagaimana tidak, Marukawa merupakan pemain terbaik Liga 1 2021/22, dengan torehan 17 gol dan 10 assist.
Sayang, Marukawa memutuskan pindah dengan tergesa-gesa, hanya 48 jam usai laga terakhir bersama Persebaya menuju PSIS Semarang.
Kepindahan "bermasalah" tersebut juga dialami oleh putra daerah Surabaya, Rachmat Irianto.
Rachmat Irianto sejatinya merupakan salah satu kapten tim, dan bisa menembus tim nasional Indonesia berkat penampilan apik di level klub.
Namun, pihak Persebaya mengumumkan Irianto memilih hengkang akibat teror kelewat batas dari suporter.
"Rian memilih untuk tidak melanjutkan kerja sama karena alasan keluarga," demikian pernyataan pihak klub (5/4/2022).
View this post on Instagram
"Kritik yang selama ini ia terima sudah berbuah tuduhan dan teror ke pihak keluarga."
"Dengan berat hati ia harus meninggalkan tim impiannya sejak kecil."
Perpisahan menyakitkan tersebut terasa ironis, mengingat Irianto adalah putra dari legenda Persebaya yang saat ini menjadi asisten pelatih, Bejo Sugiantoro.
Dilihat dari jumlah pertandingan, Irianto memang cuma mencatatkan 21 penampilan dari 34 laga Liga 1 musim ini.
Jumlah susut tersebut bisa dimaklumi, lantaran Irianto lebih banyak dipanggil timnas Indonesia baik di level U-23 maupun senior.
Gelandang bertahan berusia 22 tahun itu juga menjadi pilihan utama Shin Tae-yong di dua level timnas tersebut.
Pengkritik Irianto barangkali melihat perbedaan kualitas permainan sang pemain jika dibanding saat membela tim Garuda.
Di Persebaya, Irianto tampak kalah bersaing dengan Alwi Slamat yang berposisi sama sebagai gelandang paling dalam.
Bagaimanapun, teror dalam bentuk apa pun terhadap keluarga pemain bukanlah cara bijak untuk mengkritik pemain.
Manajemen Persebaya kini harus berjuang keras untuk menambal kepergian berbondong di atas.
Tugas tersebut bisa lebih mudah mengingat pelatih Aji Santoso telah mendapat perpanjangan kontrak hingga dua tahun.
Editor | : | Nungki Nugroho |
Sumber | : | Persebaya |