Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Egy Maulana Vikri mendekam di bangku cadangan dalam dua laga beruntun, Witan Sulaeman dipercaya menjadi starter dan menempati posisi terdepan.
Dua pemain timnas Indonesia mengalami nasib kontras setelah satu bulan merumput di klub baru di Liga Slovakia.
Satu bulan silam, Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman memenangi kepindahan ke Zlate Moravce dan AS Trencin atas alasan performa (bukan marketing).
Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman memang tergolong tampil lumayan (kalau tidak dikatakan dapat memenuhi standar Slovakia) saat bermain di FK Senica musim lalu.
Empat pekan berjalan, Egy sejauh ini belum menembus jajaran starter Zlate Moravce, sedangkan Witan dicoba di posisi asing saat menjadi starter untuk pertama kali.
Egy yang berusia setahun lebih tua memang langsung menggebrak pada dua laga pertama bagi klub barunya.
Setelah memenangkan penalti pada laga debut, Egy meneruskannya dengan sebuah assist pada laga kedua.
Namun, ia tak memberikan dampak berarti saat akhirnya diturunkan sebagai starter pada laga berikutnya melawan Banska Bystrica.
Perlu dicatat, pelatih Jan Kocian memainkan Egy sebagai sayap kiri dalam tiga laga di atas.
Posisi itu memang membuat Egy bisa menyisir sayap kiri, tetapi mengekangnya untuk tetap berada di dekat garis tepi lantaran kaki kanannya terlalu lemah untuk menusuk ke dalam.
Jan Kocian tampak belum mempertimbangkan Egy untuk bermain di sayap kanan, posisi di mana sang winger menemukan peforma terbaik di FK Senica.
Saat Zlate Moravce bermain apik melawan Podbezrova (0-0) dan AS Trencin (2-0), Egy pun ditinggal di bangku cadangan.
Adapun skenario karier Witan di AS Trencin tampak berkebalikan dengan Egy.
Witan justru pelan-pelan berhasil menembus jajaran starter AS Trencin, mula-mula di ajang Piala FA lalu berlanjut di ajang Liga Slovakia.
Di Piala FA, Witan dapat mencetak dua gol dan satu assist dari posisi winger kanan saat timnya membantai Slovan Hlohovec dengan skor 14-0.
Di ajang liga, Witan mencatatkan penampilan sebagai pemain pengganti dalam empat laga beruntun (tiga laga terakhir selama 30 menit tepat), lalu memenangi tempat sebagai starter.
Dalam kesempatan perdana sebagai starter ini, pelatih Marian Zimen memberi tugas besar bagi Witan, yaitu sebagai penyerang.
Witan barangkali ditugaskan sebagai false nine, tetapi pergerakannya statis di pos terdepan sehingga bisa dibilang terjebak dalam peran "pure" nine.
Alhasil, Witan sangat terbatas dalam memberi dampak saat AS Trencin menghadapi Zlate Moravce itu, dengan cuma memberi satu shot melebar.
Witan dan Egy bersalaman dan bertukar kostum usai laga itu, meski cuma nama pertama yang mendapat kesempatan main.
Editor | : | Nungki Nugroho |