Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Timnas Indonesia U-16 memulai Kualifikasi Piala Asia U-17 2023 melawan tim terlemah, Garuda tak perlu ngotot melawan Guam.
Guam akan menjadi tim pertama yang dihadapi timnas Indonesia U-16 asuhan Bima Sakti di Kualifikasi Piala Asia U-17 2023.
Bima Sakti tampak harus pandai mengatur manajemen beban pemain timnas Indonesia U-16 dimulai dari melawan Guam, Senin (3/10/2022).
Guam merupakan tim terlemah d Grup B Kualifikasi Piala Asia U-17 2023, terbukti dari kekalahan telak dari Uni Emirat Arab pada laga pertama.
Baca Juga: Ratusan Jiwa Melayang, Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Jadi Sorotan Dunia
Pada Sabtu (1/10/2022), Guam dilumat oleh Uni Emirat Arab yang difavoritkan menjadi juara grup.
Tak tanggung-tanggung, UEA menggelontor sembilan gol tanpa balas ke gawang Guam, yang merupakan negara kecil di Samudera Pasifik.
Di antara delapan laga Kualifikasi Piala Asia U-17 yang berlangsung kemarin, Guam menjadi tim yang paling banyak dibobol.
Guam pun langsung terjerembab di posisi juru kunci dengan selisih gol -9, dan diprediksi terus menjadi lumbung gol di laga berikutnya.
Dalam kondisi seperti ini, Bima Sakti harus memperhatikan regulasi Kualifikasi Piala Asia U-17 2023 agar dapat mengoptimalkan performa di laga tertentu.
Regulasi di ajang ini menyatakan hasil melawan klub peringkat empat dan kelima (dua tim terbawah di grup) tak akan dihitung dalam menentukan enam runner-up terbaik.
Hal itu disebabkan terdapat jumlah partisipan berbeda di tiap grup, yang berjumlah tiga tim, empat tim, dan lima tim.
Dengan regulasi di atas, bisa dikatakan Grup B yang dihuni lima tim adalah perlombaan antara tiga tim terkuat, yaitu UEA, Malaysia, dan Indonesia.
Tentu saja, kemenangan atas Guam dan Palestina merupakan sebuah kewajiban agar Indonesia dapat bercokol di posisi runner-up atau juara grup.
Indonesia juga harus memastikan dapat melebihi torehan gol UEA atau Malaysia ketika menghadapi dua tim tersebut.
Saat ini, Malaysia menambung empat gol ke gawang Palestina, dan UEA punya simpanan sembilan gol.
Apabila kelak terdapat poin identik di hari terakhir grup, produktivitas gol akan menentukan siapa yang berhak menjadi juara grup dan runner-up.
Skenario tak akan serumit di atas apabila Indonesia mampu menyapu bersih empat laga, termasuk menaklukkan Malaysia dan UEA.
Jika itu terjadi, Indonesia otomatis menjadi juara grup dan tak perlu bersusah payah melakukan perhitungan selisih gol seperti di atas.
Oleh karena itu, Bima Sakti sebaiknya mengatur manajemen beban tim Garuda, agar tim sepenuhnya bugar ketika menghadapi Malaysia dan UEA.
Sebagai contoh, pemain kunci seperti bek Iqbal Gwijangge dan striker Arkhan Kaka dapat diistirahatkan menghadapi Guam dan Palestina.
Bima Sakti telah mengakui harus pandai merotasi pemain mengingat jadwal neraka yang mengharuskan bermain empat kali dalam tujuh hari.
"Kami juga harus perhatikan masa recovery pemain, karena jadwal hanya satu hari saja untuk jeda pertandingan," ujar Bima (30/9/2022).
"Dengan materi pemain yang ada, saya optimistis dapat lolos ke putaran final Piala AFC U-17 2023 mendatang," tegasnya.
Baca Juga: Comeback Asnawi Mangkualam Tercoreng Blunder, Ansan Greeners Takluk Lawan FC Anyang
Editor | : | Nungki Nugroho |