Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, akhirnya memenuhi panggilan Polda Jawa Timur untuk menjalani pemeriksaan terkait tragedi Kanjuruhan, Malang, 1 Oktober 2022 lalu.
Sebelumnya, Mochamad Iriawan sempat mangkir dari panggilan perdana Polda Jawa Timur.
Saat itu Mochamad Iriawan beralasan harus mendampingi Presiden FIFA, Gianni Infantino yang sedang berkunjung ke Indonesia.
Mochamad Iriawan akhirnya menjalani pemeriksaan di Polda Jawa Timur pada Kamis (20/10/2022).
Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu tiba di Polda Jawa Timur sekitar pukul 13.00 WIB.
Baca Juga: Sinyal Bahaya untuk Timnas Indonesia, Eks Pelatih Thailand Jadi Kandidat Pengganti Park Hang-seo
Selain Iwan Bule, Polda Jawa Timur juga memanggil Wakil Ketua Umum PSSI, Iwan Budianto.
Keduanya menjalani pemeriksaan di Polda Jawa Timur selama lima jam.
Selama pemeriksaan, Iwan Bule dicecar 45 pertanyaan oleh petugas.
Hal tersebut diungkapkan oleh Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Ahmad Riyadh.
"Alhamdulillah pemeriksaan lancar semuanya," ungkap Ahmad Riyadh kepada awak media, Kamis (20/10/2022).
Ahmad Riyadh menjelaskan bahwa Iwan Bule ditanyai seputar strukrut organisasi PSSI.
"Ada 45 pertanyaan mencakup identitas diri, legalitas federasi, struktur, peran dan tugas pokok PSSI ke klub, PT LIB sampai panitia pelaksana (panpel)," ungkap Ahmad Riyadh.
"Sampai security, matchcom, semua sudah lengkap sesuai prosedur, tahapan gimana, memprogram pertandingan jadwalnya sampai pengawasan akhir sudah ditanyakan," imbuhnya.
Baca Juga: Liga 1 Belum Ada Kepastian, Asisten Pelatih Persib Isi Waktu dengan Kursus Bahasa Indonesia
Dalam kesempatan yang sama, Ahmad Riyadh kembali mengomentari soal desakan mundur kepada para pengurus PSSI.
Ahmad Riyadh menekankan bahwa PSSI siap bertanggung jawab atas tragedi Kanjuruhan.
Hanya saja, bentuk tanggun jawab tersebut bukan dengan cara mengundurkan diri.
"Tanggung jawab sesuai ini, sekarang dihadapi masalah hukum agar dipilah siapa yang bertanggung jawab yaitu tanggung jawabnya hukum," tutur Ahmad Riyadh.
"Kalau PSSI bertanggung jawab secara utuh, PSSI hari ini harus lebih baik dari yang kemarin-kemarin tentunya seperti itu."
"Revolusi tidak masalah (yang didesak suporter), kami tetap akan melakukan transformasi PSSI, menjadikan aturan-aturan yang lebih baik," imbuhnya.
PSSI sendiri tampaknya tidak menggubris rekomendasi dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) soal Kongres Luar Biasa (KLB).
"Perlu diingat, Indonesia sudah empat kali menggelar KLB sejak 2012, menghasilkan (keputusan) terus seperti ini."
"Kita harusnya konsentrasi membuat PSSI menjadi lebih baik," tandasnya.
Editor | : | Unggul Tan Ngasorake |