Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Theerathon Bunmathan mengantarkan Thailand menjadi juara Piala AFF untuk ketujuh kali, tetap memasang wajah datar karena terlalu biasa.
Pemain Thailand tampak sudah menganggap juara Piala AFF sebagai rutinitas, sehingga tak euforia berlebihan saat meraih trofi di edisi 2022.
Timnas Thailand baru saja menekuk Vietnam dengan skor agregat 3-2 pada final Piala AFF 2022, Senin (16/1/2023).
Dalam perjalanan menjadi juara itu, Theerathon Bunmathan mengambil peran penting hingga didapuk menjadi most valuable player (MVP) atau pemain terbaik Piala AFF 2022.
Pemain berusia 32 tahun itu memang memiliki kualitas rata-rata di atas pemain Asia Tenggara, ditempa di Buriram United di awal kariernya dan mencapai puncak di Liga Jepang.
Theerathon bermain di Jepang selama empat musim, dengan pencapaian terbaik menjadi juara pada 2019 bersama Yokohama Marinos di tangan Ange Postecoglou.
Dengan semua pengalaman itu, Theerathon mengalami pergeseran posisi saat memasuki kepala tiga, dari bek sayap menjadi gelandang.
Pelatih Mano Polking memanfaatkan kecerdasan Theerathon dengan memasangnya di posisi nomor enam, seperti Philipp Lahm yang digeser Pep Guardiola di Bayern Muenchen.
Baca Juga: Kabar Melegakan, Pemain Terpenting Timnas U-20 Tidak Alami Patah Kaki di Laga Persija Vs Bali United
Dari posisi itu Theerathon dapat mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam membaca permainan dan membangun serangan.
Pada laga melawan Indonesia di Stadion Utama GBK, ia memamerkan skill bermain sederhana dengan banyak mengumpan meski tak pernah berlari.
Theerathon yang cuma berjalan tampak jauh lebih baik dibanding para pemain Indonesia berlari.
Puncaknya di laga final melawan Vietnam, Theerathon terlibat dalam seluruh gol Thailand untuk membawa timnya menjadi juara.
Pada leg pertama di Stadion My Dinh, Theerathon melepas dua assist untuk gol Poramet Arjvirai dan Sarach Yooyen.
Pada leg kedua di kandang sendiri, Theerathon melepas tendangan jarak jauh dengan kaki lemahnya untuk menjadi gol penentu kemenangan.
Sesudah peluit akhir, terlihat mentalitas Theerathon yang menganggap Piala AFF bukan hal luar biasa, dengan tetap berjalan datar dan tak menunjukkan ekspresi.
Bagi pemain normal, menjuarai Piala AFF adalah prestasi luar biasa yang biasanya diikuti dengan selebrasi besar-besaran.
Rupanya ia sejak jauh hari memandang rendah Piala AFF, lantaran merasa Thailand seharusnya bersaing di Asia.
"Faktanya saya tidak terlalu fokus di Asia Tenggara, saya pikir inilah saatnya Thailand harus mencoba melewati batas ini," ucap Theerathon di Thairath (17/6/2022).
"Jika seseorang bertanya apakah bersaing dengan perwakilan Asia Tenggara ada gunanya, jawaban saya pasti tidak," tandasnya.
Editor | : | Nungki Nugroho |
Sumber | : | Thairath.co.th |