Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Pelatih dan wakil presiden Persija Jakarta mengkritik cara kerja Shin Tae-yong di timnas Indonesia, seperti Johor Darul Takzim di Malaysia.
Persija Jakarta resmi menjadi ekuivalen Johor Darul Takzim, jika melihat pandangan klub soal pengelolaan timnas Indonesia.
Johor Darul Takzim dikenal sebagai klub tersukses Liga Super Malaysia berkat pola pikir modern sang pemilik.
Pemilik JDT, Tunku Ismail Ibni Ibrahim (TMJ), juga dikenal kritis menyikapi berbagai kebijakan FAM mengenai timnas Malaysia.
Teranyar, TMJ bersikap tegas tak mau melepas pemain ke Piala AFF 2022 yang dianggap mengganggu masa rehat pemain setelah musim melelahkan.
Dampaknya, timnas Malaysia tak bisa diperkuat 11 pemain JDT, meski tetap bisa lolos ke semifinal Piala AFF dengan pemain seadanya.
Keputusan JDT tersebut diiringi pernyataan pedas TMJ mengenai training camp jangka panjang yang dipilih Kim Pan-gon di timnas Malaysia.
"Kita (Malaysia) adalah satu-satunya negara yang mempunyai camp latihan paling lama," ucap TMJ sebelum Piala AFF 2022 (30/12/2022).
"Negara lain sudah ikut konsep Eropa di mana camp latihan hanya seminggu sebelum pertandingan," jelasnya.
Sikap TMJ tersebut kini diikuti Persija Jakarta, walaupun klub ini belum sesukses JDT dalam hal menguasai kompetisi.
Persija melalui pelatih Thomas Doll dan wakil presiden Ganesha Putera mengkritik rezim TC jangka panjang ala Shin Tae-yong.
"Saya akan bicara dahulu dengan manajemen dan saya tentu sangat tidak senang dengan kabar ini," keluh Doll (29/1/2023).
"Mungkin kalau nantinya kami lepas mereka, pasti saya (baru) akan bertemu lagi dengan mereka musim depan."
Pernyataan sang pelatih didukung Ganesha Putera, yang merupakan sosok di balik suksesnya akademi Persija memproduksi pemain terbaik.
Meski begitu, Ganesha Putera tak melontarkan kata-kata sekeras koleganya di Malaysia dalam mengkritik PSSI.
"Pada prinsipnya Persija Jakarta berkomitmen untuk memberikan yang terbaik untuk perkembangan pemain itu sendiri," tutur Ganesha (30/1/2023).
"Jadi kita tidak mungkin mengkhianati PSSI, kita mau yang terbaik untuk PSSI, kita mau yang terbaik untuk sepak bola Indonesia."
"Apa yang terbaik bagi sepak bola Indonesia? Apakah dengan TC jangka panjang ... atau kita punya inovasi-inovasi yang mungkin lebih sering dilakukan oleh negara yang sepak bolanya sudah maju?"
Dalam hal ini, TMJ dan Ganesha memiliki pandangan yang sama mengenai pemusatan latihan tim nasional.
Otak JDT dan Persija tersebut merujuk sepak bola Eropa, di mana timnas-nya hanya berlatih selama dua pekan saat FIFA Matchday atau menjelang turnamen besar.
Jika klub sudah berpikiran maju, kini tinggal federasi yang harus mengejar ketertinggalan pola pikir itu.
Editor | : | Najmul Ula |