Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Liga 1 mulai menunjukkan ketiadaan kompetisi, Persib Bandung-Persija Jakarta-PSM Makassar tak mendapat perlawanan.
Trio pemuncak klasemen Liga 1 2022/23 tampak meninggalkan pesaing untuk berebut tangga juara di akhir musim.
Masalahnya, trip Persib Bandung, Persija Jakarta, dan PSM Makassar seakan dimudahkan jalannya oleh PSSI untuk melaju kencang.
PSSI mengambil keputusan kontroversial dengan meniadakan degradasi, sebagai buntut pembubaran Liga 2, pada 12 Januari silam.
Baca Juga: Hasil Liga 1 - PSS Sleman Jadi Korban ke-12, Persib Makin Perkasa di Bawah Komando Luis Milla
Ketiadaan degradasi berpotensi membuat klub papan bawah tak memiliki motivasi untuk bertanding.
Dampak negatifnya, laga melawan klub papan bawah bakal mudah terprediksi, yaitu mereka tak punya alasan untuk memberi perlawanan.
Realita dalam beberapa pekan terakhir mengatakan demikian.
Persib Bandung terakhir kali kehilangan poin melawan Persikabo 1973 pada pekan ke-17, atau sebelum keputusan peniadaan degradasi diambil.
Persija Jakarta juga demikian, dengan kekalahan terakhir didapat dari Persis Solo pada 14 Januari (dua hari setelah keputusan).
PSM Makassar juga menikmati laju mulus serupa, yaitu kehilangan poin terakhir terjadi saat melawan Barito Putera (10 Januari, sebelum keputusan).
PSM hanya tersandung ketika menghadapi sesama klub papan atas, yaitu melawan Bali United (imbang 2-2) dan Persija Jakarta (kalah 2-4).
Selebihnya, Persib menyapu bersih empat kemenangan sejak putaran kedua, Persija mencaplok tiga tripoin, dan PSM juga tiga kemenangan.
Dengan tren seperti itu, tiga klub itu seakan menggelar kompetisi tersendiri dengan menorehkan poin nyaris identik: 45, 44, dan 44.
Tim terdekat dari tiga kuda tercepat itu adalah Madura United, yang cuma mengumpulkan 37 poin.
Jika tren ini terus berlanjut, tudingan perusakan kompetisi akibat penghapusan degradasi semakin menemukan kebenarannya.
Baik Thomas Doll maupun Luis Milla, yang terlibat di dua tempat teratas, telah mewanti-wanti dampak busuk ini.
"Semoga tidak ada (tim yang main mata), semoga semua tim bisa memberikan yang terbaik," ucap Doll (25/1/2023).
"Menurut saya ini merupakan masalah besar ... menurut saya sungguh buruk situasinya karena tidak ada tim yang berjuang dari degradasi," ujar Milla (19/1/2023).
Dampak lanjutan dari menurunnya kualitas kompetisi, Liga 1 Indonesia bakal semakin tertinggal dari negara pesaing.
Pemandangan seperti Bali United dibantai klub Kamboja bakal lebih sering terjadi, jika PSSI terus mengambil keputusan kontraproduktif seperti ini.
Editor | : | Najmul Ula |