Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - I Putu Gede turun gunung membesut Arema FC, Singo Edan sedang porak poranda akibat tragedi dan lima kekalahan beruntun.
Manajemen Arema FC berpaling ke sosok legenda untuk menyelamatkan klub itu di sisa musim Liga 1 2022/23.
Arema FC sebelumnya kelimpungan melakoni Liga 1 2022/23 dengan segala permasalahan pasca Tragedi Kanjuruhan.
Setelah memecat Javier Roca, manajemen Singo Edan memutuskan menunjuk I Putu Gede sebagai pelatih anyar, Selasa (7/2/2023).
I Putu Gede ditugaskan menyelamatkan performa Arema FC yang terus menukik di putaran kedua Liga 1.
Arema FC bisa dikatakan "literally" porak poranda sebelum kedatangan I Putu Gede.
Dimulai dari Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober, klub kebanggaan warga Malang itu kehilangan 135 suporternya.
Selepas itu, pihak klub dihukum oleh PSSI tak boleh menggelar laga kandang di Stadion Kanjuruhan serta dilarang menghadirkan penonton.
Baca Juga: Gara-gara TC Jangka Panjang Timnas U-20 Indonesia, Shin Tae-yong Dihujani Kritik 3 Pelatih Eropa
Di luar lapangan, pihak Aremania tampak memutuskan dukungan untuk klubnya, terlihat dari berbagai upaya demonstrasi di Malang.
Demonstrasi paling brutal terjadi pada Minggu (29/1/2023), saat kantor Arema FC yang dijuluki Kandang Singa dibakar oleh massa.
Pangkal permasalahan tersebut adalah pihak Aremania kecewa dengan sikap klub yang tak mengawal pengadilan Tragedi Kanjuruhan yang dinilai tak berpihak pada korban.
Di dalam lapangan, performa Johan Alfarizi dan kawan-kawan seakan terpengaruh huru-hara di luar lapangan.
Lima laga terakhir Javier Roca pada Desember-Februari berakhir kekalahan dari Madura United, Bhayangkara FC, PSIS Semarang, PSS Sleman, dan PSM Makassar.
Pada saat krisis inilah Putu Gede masuk sebagai pelatih anyar Arema FC.
Putu Gede tercatat pernah membela Arema Malang (terdapat keyakinan bahwa ini adalah klub yang berbeda dari Arema FC) pada 1999-2001 dan 2004-2006.
Pada periode keduanya itu, Putu Gede mengemban jabatan kapten saat tim itu promosi dari kasta kedua, lalu menjuarai Copa Indonesia 2005 dan 2006.
Hasil instan pun langsung didapat, dengan Putu Gede bisa mengantarkan kemenangan di laga debut melawan Rans Nusantara FC, Rabu (8/2/2023).
Kepada Kompas.com, Putu Gede mengaku mengabaikan situasi luar lapangan lantaran ia terpanggil menyelamatkan klub lamanya.
"Saya tidak lihat situasi di tim tapi saya cuma punya keinginan dan keyakinan bahwa ini satu tantangan," tutur Putu (10/2/2023).
"Kalau tidak saya ambil, siapa lagi," tegasnya.
Di luar negeri, terdapat banyak contoh legenda klub yang dipercaya menangani tim saat di titik nadir.
Zinedine Zidane dipercaya menangani Real Madrid usai klub itu terperosok di tangan Rafael Benitez, dan Ole Gunnar Solskaer diminta mengembalikan harmoni Manchester United yang dirusak Jose Mourinho.
Kini, Putu Gede mempertaruhkan reputasinya untuk memperbaiki klub yang tak berada dalam kondisi ideal.
"Saya bertaruh dengan reputasi, tapi saya yakin dengan apa yang ada dari diri saya," tutur Putu.
"Karena saya yakin saya bisa, saya lihat setiap laga yang saya ikuti dan terus yakin saya bisa," pungkasnya.
Editor | : | Najmul Ula |
Sumber | : | Kompas.com |