Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Pembatalan Piala Dunia U-20 2023 diikuti kericuhan suporter di Liga 1, Presiden Joko Widodo nyatakan pusing mengurusi sepak bola.
Presiden Joko Widodo pantas merasa pusing melihat persoalan sepak bola Indonesia, yang tampak rusak dari tingkat elite sampai akar rumput.
Jokowi gagal menyaksikan Piala Dunia U-20 2023 pada akhir masa pemerintahannya, setelah FIFA mencabut status tuan rumah Indonesia.
Keputusan FIFA itu terpaksa diambil setelah pemerintah pusat gagal mengendalikan gelombang penolakan terhadap timnas Israel.
Pada mulanya, FIFA mengambil keputusan berat itu setelah penolakan dari elemen masyarakat diikuti statemen dua kepala daerah.
Belakangan, dua kepala daerah tersebut terungkap hanya mengikuti perintah partai politik pemenang pemilu sebelumnya.
Bisa disimpulkan, sepak bola Indonesia belum bisa lepas dari politik, terlihat dari perseteruan di tingkat elite di atas.
Reputasi Indonesia makin tercoreng setelah tiga hari pasca keputusan FIFA, kericuhan pecah pada laga PSIS Semarang kontra PSS Sleman di ajang Liga 1 2022/23.
Suporter tampak belum belajar dari Tragedi kanjuruhan yang terjadi enam bulan silam, dengan korban jiwa mencapai 135 orang.
Dengan adanya kericuhan itu, sejumlah pihak jadi membenarkan langkah FIFA membatalkan Piala Dunia di negara yang penuh masalah ini.
Di tengah semua kekacauan ini, Presiden Jokowi tampak curhat mengenai ruwetnya sepak bola Indonesia.
"Tapi yang urusan bola ini memang, pusing saya dua minggu ini gara-gara bola, pusing betul," ujar Jokowi dikutip dari Kompas.com (2/4/2023).
"Lobi sana lobi sini, menyampaikan kesiapan infrastruktur dan fasilitas-fasilitas kita (hasilnya nol)," sambungnya.
"Kita menyiapkan tiga tahun, lapangannya dicek, diperabiki, dicek lagi, diperbaiki, dicek lagi, tidak semudah itu."
Kepala negara yang akan habis jabatan pada tahun depan itu sudah menerima surat dari FIFA perihal pembatalan status tuan rumah.
Dalam surat tersebut, presiden Gianni Infantino menyatakan sedang mempertimbangkan sanksi untuk PSSI.
Baca Juga: Tiga Pemain U-20 Naik Kelas ke Timnas U-22, Tidak Sekalian Shin Tae-yong Geser Posisi Indra Sjafri?
Apabila sanksi terberat dijatuhkan, yaitu pembekuan, maka sepak bola Indonesia akan dikucilkan dari pergaulan internasional.
Jika itu terjadi, Jokowi akan menyaksikan dua periode pemerintahannya diawali dan diakhiri sanksi FIFA, yaitu pada 2015 dan pada 2023.
"Itu saja yang bisa kita ambil pelajaran dari urusan bola," tutur Jokowi.
"Tapi, haduh, pusing betul ngurus bola," keluhnya.
Belum diketahui kapan FIFA akan mengambil keputusan terkait Indonesia, sementara timnas Indonesia U-20 telanjur patah hati.
Editor | : | Najmul Ula |
Sumber | : | Kompas.com |