Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Bali United melorot drastis pada musim keempat bareng Stefano Cugurra, pemain veteran tak bisa lagi diandalkan.
Liga 1 2022/23 tampak bakal menjadi senjakala Stefano Cugurra di Bali United, kecuali ia bisa menyegarkan skuat uzur.
Kabar buruknya, pelatih berjuluk Teco itu bisa jadi tak akan mendapat kesempatan me-reset skuat Bali United pada musim depan.
Bali United pada musim ini turun level, dari tim juara menjadi tim papan tengah, dan saat ini menghuni peringkat lima.
Baca Juga: Hasil Borneo FC Vs Bali United - Cetak Hattrick, Pato Puncaki Daftar Top Scorer Liga 1
Teranyar, Serdadu Tridatu keok dengan skor telak 1-5 dari Borneo FC pada pekan ke-32 Liga 1 2022/23, Senin (3/4/2023).
Bali United hanya mencetak satu gol melalui Privat Mbarga, tetapi menampilkan pertahanan jelek sehingga kebobolan lima gol.
Matheus Pato mengoyak tiga kali gawang Muhammad Ridho pada babak pertama, disusul Jonathan Bustos dan Stefano Lilipaly usai turun minum.
Kekalahan telak itu seakan mengkonfirmasi skuat Bali United tak lagi kompetitif untuk bersaing di papan atas.
Baca Juga: Tiga Pesan Jokowi untuk Menpora Baru, dari Liga Tarkam hingga SEA Games 2023
Borneo FC merupakan rival langsung Bali United di klasemen, dengan menempati peringkat empat, tepat di atas tim asuhan Teco.
Sebagai klub juara dua musim beruntun, Bali tergolong gagal menciptakan skuat berkelanjutan untuk konsisten di tiap musim.
Salah satu hal yang membedakan Manchester City-nya Pep Guardiola dan Liverpool-nya Juergen Klopp adalah klub pertama rutin mengocok ulang skuat lewat bursa transfer.
Dampaknya, tak ada pemain yang terlalu nyaman di posisinya, sekaligus selalu terdapat energi baru untuk membakar mesin tim.
Performa buruk Liverpool musim ini sedikit banyak disebabkan Juergen Klopp yang terlambat meregenerasi tim, setelah para pemain kepercayaan perlahan menua.
Hal itu pula yang dialami Teco di Bali United.
Pelatih asal Brasil itu dikenal gemar menurunkan pemain uzur saat menjadi juara dua kali beruntun, seperti Leonard Tupamahu, Fadil Sausu, M Rahmat, hingga Ilija Spasojevic.
Pada musim ini (tahun keempat Teco, atau musim penuh ketiga), Teco tak memasukkan energi baru dan justru merekrut para pemain matang-mentok.
Pada awal musim, pergerakan transfer Bali hanya berkisar pemain mendekati 30-an yang sudah kehilangan performa di tim sebelumnya.
Para pemain itu meliputi Novri Setiawan, Ramdani Lestaluhu, Hendra Bayauw, Jajang Mulyana, Sandi Sute, hingga Ardi Idrus.
Teco baru memulai peremajaan skuat setelah timnya tak lagi berpeluang menjadi juara.
Pemain muda seperti Made Tito, Rahmat Arjuna, atau Kadek Arel, seharusnya dipercaya sejak tim masih berada di puncak.
Namun karena para pemain belia itu diturunkan saat tim sedang menukik, hasil di lapangan pun tak kunjung membaik.
Saat klub lain terlihat ambisius dengan mendatangkan pelatih kelas dunia, patut ditunggu sampai kapan manajemen Bali mempertahankan Teco.
Editor | : | Najmul Ula |