Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll, membeberkan bahwa timnya sedang dalam kondisi berduka.
Persija Jakarta berhasil memetik tiga poin saat bertandang ke markas Persebaya Surabaya, Rabu (5/4/2023).
Bermain di Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik, Persija Jakarta menang dengan skor tipis 0-1.
Adapun gol tunggal Persija Jakarta di laga ini dicetak oleh Witan Sulaeman pada menit ke-5.
Meski menang, tidak ada perayaan berlebihan dari pemain Persija.
Baca Juga: Prediksi PSIS Vs PSM - Usai Pastika Juara, Juku Eja Menuju Rekor Baru di Liga 1
Thomas Doll mengungkapkan bahwa saat ini skuad Persija sedang dalam situasi berkabung.
Hal ini tak terlepas dari rentetan kabar buruk yang diterima oleh anggota tim Persija.
Pelatih asal Jerman itu mengatakan usai laga mendapat kabar bahwa ibu dari Presiden Persija, Mohamad Prapanca telah meninggal dunia.
"Saya tidak ingin membicarakan pertandingan pada hari ini," kata Thomas Doll kepada awak media, Rabu (5/4/2023).
"Kami baru saja mendapatkan kabar setelah laga bahwa ibu dari Presiden kami (Persija) Prapanca telah meninggal."
"Keluarga besar Persija selalu bersamanya. Kami dari seluruh tim berbelasungkawa," imbuhnya.
Tak hanya itu, Thomas Doll menyebut bahwa sebelumnya skuad Persija sudah diselimuti awan hitam.
Pasalnya, bapak dari striker Persija, Osvaldo Haay juga baru saja meninggal dunia.
Baca Juga: Klasemen Liga 1 2022/2023: Persija dan Persib Bersaing Ketat untuk Runner-up, PSM Menuju Rekor Baru
Asisten Thomas Doll, Pasquale Rocco juga baru kehilangan sang ibu.
Saat ini Thomas Doll pun mengizinkan sang asisten pulang ke kampung halamannya.
"Pemain kami, Osvado kehilangan ayahnya di pekan lalu dan ibu dari asisten pelatih kami (Pasquale Rocco) juga meninggal dunia," tutur Thomas Doll.
"Jadi ini momentum yang sangat menyedihkan," sambungnya.
Thomas Doll sendiri enggan banyak berkomentar soal jalannya pertandingan melawan Persebaya.
Menurut juru taktik berusia 56 tahun itu, masalah kemanusiaan lebih penting dari sepak bola.
"Kami tahu ini momentum yang sangat sulit," ujarnya.
"Saya pikir momentum ini sangat tidak tepat membicarakan sepak bola."
"Karena terkadang sesuatu dalam kehidupan kita jauh lebih penting daripada sepak bola untuk dibicarakan," pungkasnya.
Editor | : | Unggul Tan Ngasorake |