Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pelatih Eropa dalam Ancaman, Patuh pada Perintah Shin Tae-yong/PSSI atau Jangan Cari Nafkah di Liga 1

Najmul Ula - Rabu, 28 Juni 2023 | 13:02 WIB
Kolase foto Shin Tae-yong dan Thomas Doll.
Bolasport
Kolase foto Shin Tae-yong dan Thomas Doll.

BOLANAS.COM - Pelatih yang menentang agenda timnas Indonesia diminta tidak mencari nafkah di Liga 1, ancaman halus untuk pelatih Eropa.

Era PSSI dipimpin Erick Thohir, pelatih Eropa yang berseberangan pendapat dengan Shin Tae-yong kini harus berhati-hati dalam bersikap.

Shin Tae-yong selama ini memegang teguh persiapan jangka panjang timnas Indonesia untuk bisa bersaing di pentas internasional.

Melihat situasi musim lalu, idealisme Shin Tae-yong itu mengalami benturan dengan "mazhab" yang dibawa pelatih Eropa di Liga 1.

Baca Juga: Sindrom Anti-Gareth Bale: Penjelasan Performa Jomplang Saddil Ramdani di Timnas Indonesia dan Sabah FC

Pelatih Persija Jakarta asal Jerman, Thomas Doll, menjadi sosok paling vokal untuk menentang agenda TC jangka panjang.

"Ketika Anda memberi satu orang power semacam ini, saya tak bisa berkata lebih banyak," ucap Doll (6/12/2022).

"Setiap pelatih di klub pasti marah dengan situasi ini karena pemain mereka diambil sesuka hati, tidak ada komunikasi," sesalnya.

Seperti Doll, Bernardo Tavares asal Portugal yang menangani PSM Makassar juga memiliki pendirian sama teguhnya.

Baca Juga: Brentford Datangkan Bek Berbakat K-League 2, Ternyata Pernah Dikangkangi Asnawi Mangkualam

"Sesuatu hal baru saya lihat sepanjang hidup saya, bahwa pemain dipanggil berbulan-bulan untuk mengikuti agenda training camp atau apa," sesal Tavares (29/11/2022).

"Sepak bola mana pun, di tempat saya sebelumnya tidak ada seperti ini," terangnya.

Thomas Doll (Jerman) dan Bernardo Tavares (Portugal) punya kesamaan, yaitu menjalani musim pertama di Indonesia serta datang dari negara Eropa mapan sepak bola.

Satu pelatih elite Eropa lain, Luis Milla, memberlakukan training camp jangka pendek dan memberi kesempatan pemain untuk berkompetisi saat menangani timnas Indonesia.

Persebaya juga menjadi pihak yang pernah menentang Shin Tae-yong, dan lagi-lagi merujuk situasi di sepak bola Eropa.

Manajer Persebaya Surabaya, Yahya Alkatiri, saat ditemui di Stadion PTIK, Blok M, Jakarta Selatan, Senin (10/4/2023) sore.
MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM
Manajer Persebaya Surabaya, Yahya Alkatiri, saat ditemui di Stadion PTIK, Blok M, Jakarta Selatan, Senin (10/4/2023) sore.

"Selama ini Shin Tae-yong hanya sibuk dengan TC saja," ujar manajer Yahya Alkatiri (10/2/2023).

"Mourinho waktu ditawari melatih timnas Portugal mengatakan 'Saya masih ingin melatih setiap hari,' maka dia ada di klub."

"Kalau kamu (Shin) mau melatih tiap hari kamu jadi pelatih klub jangan jadi pelatih timnas," tegasnya.

Baca Juga: Piala Asia U-17 2023 - Ada Sosok Indonesia dalam Kegagalan Thailand Rebut Tiket Piala Dunia U-17

PSSI tampak gerah dengan situasi di atas, yang teranyar situasi pada FIFA Matchday bulan Juni.

Persija menunggu hingga jeda internasional dimulai untuk melepas dua pemain, sikap yang tak disukai PSSI dan Shin Tae-yong.

Ketum PSSI Erick Thohir dalam pernyataannya menyambut Liga 1 2023/24 menyatakan seluruh pelatih Liga 1 harus patuh pada agenda Shin Tae-yong.

Jika tidak, mereka diminta tidak lagi mencari nafkah di Indonesia.

Kita tidak mau liganya bagus, tim nasionalnya terpuruk," tegas Erick.

"Karena itu harus ada tanda tangan itu sehingga kalau pelatih-pelatih yang tidak punya komitmen untuk masa depan sepak bola Indonesia, hanya mencari nafkah di sini, enggak usah di sini lagi," pungkasnya.

Situasi ini berpangkal dari pemikiran PSSI bahwa pemain tidak berkembang melalui kompetisi, melainkan latihan panjang di timnas.

Baca Juga: Thomas Doll Dkk Dipaksa Tanda Tangan Komitmen, Harus Siap Ditendang Jika Tak Lepas Pemain Timnas Indonesia

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P
Editor : Najmul Ula
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.