Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Dua pemain timnas senior tak akan lolos andai mereka mengikuti seleksi timnas U-17, Bima Sakti menerapkan batas minimal tinggi 170 cm.
Bima Sakti menetapkan batas minimal 170 cm untuk calon pemain timnas U-17 Indonesia menjelang Piala Dunia U-17 2023.
Skuat inti timnas U-17 Indonesia sejatinya sedang menjalani pemusatan latihan di Jakarta, tetapi PSSI juga menggelar seleksi terbuka.
Seleksi pemain tersebut akan digelar di 12 kota, dengan satu syarat memantik kontroversi.
Syarat tersebut yaitu kriteria tinggi pemain, yang ditetapkan mencapai 170 cm hingga 185 cm.
Kriteria itu dipahami sebagai upaya PSSI untuk menghilangkan inferioritas pemain Indonesia di hadapan pemain negara lain.
Bima Sakti menegaskan tidak ada keistimewaan untuk pemain, yang berarti tidak akan ada kompromi mengenai syarat ini.
"Apalagi nanti ada masuk pemain dari seleksi yang dibikin di 12 kota," ucap Bima di laman resmi PSSI.
Baca Juga: Bukan Maciej Gajos, Ini Pemain Asing Tambahan untuk Persija Guna Temani Simic-Matsumura
"Yang pasti pemain yang memenuhi kriteria kami dan sesuai dengan kebutuhan tim yang akan dipilih."
"Tidak ada keistimewaan untuk setiap pemain, semua mempunyai peluang yang sama untuk masuk di tim U-17 Indonesia," tandasnya.
Namun, kriteria itu terasa ironi sebab pemain terbaik dunia saat ini bertinggi kurang dari itu, Lionel Messi (169 cm).
Selain itu, ada pula pemain timnas senior Indonesia yang tak akan lolos dengan syarat tinggi itu.
Dalam skuat timnas Indonesia terakhir pada FIFA Matchday bulan Juni, terdapat dua pemain yang bertinggi kurang dari 170 cm.
Dilansir dari Tranfermarkt, dua pemain "pendek" di timnas senior tersebut yaitu kembar Yakob Sayuri dan Yance Sayuri.
Duet winger PSM Makassar itu cuma memiliki tinggi 168 cm, dua centimeter lebih pendek dari pemain terpendek berikutnya, Witan Sulaeman.
Situasi Messi, Yakob, dan Yance di atas membuktikan para pemain Indonesia generasi berikutnya bahwa kesuksesan mereka tidak bergantung pada postur.
Andai tidak memenuhi syarat yang dipatok Bima Sakti, mereka tetap dapat menjadi pesepak bola elite dengan jalur lain.
Selain itu, mekanisme seleksi yang dipilih PSSI juga patut dipertanyakan, lantaran itu membuktikan kegagalan menggelar kompetisi usia dini.
Andai kompetisi usia muda berjenjang digelar secara rutin, para pemain dapat langsung dipantau, bukan lagi melalui seleksi.
Baca Juga: Jadwal Pekan Ketiga Liga 1: Duel Pelatih Eropa, Derbi Jatim, hingga Laga Usiran Persija
Editor | : | Najmul Ula |