Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Amuk Dobel Thomas Doll, Dua Penyakit Lama Sepak Bola Indonesia Ada di Laga Persija Vs Bali United

Najmul Ula - Senin, 25 September 2023 | 19:25 WIB
Pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll, sempat menunjukkan foto timnya dicurangi wasit karena tak dapat penalti saat melawan Bali United dalam laga pekan ke-13 Liga 1 2023 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (24/9/2023).
MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM
Pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll, sempat menunjukkan foto timnya dicurangi wasit karena tak dapat penalti saat melawan Bali United dalam laga pekan ke-13 Liga 1 2023 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (24/9/2023).

BOLANAS.COM - Thomas Doll mengamuk kepada wasit dan pemain Bali United, Persija Jakarta menjadi korban dua penyakit lama sepak bola Indonesia.

Thomas Doll belum sanggup mengeluarkan Persija Jakarta dari krisis hasil berkepanjangan, dan ia kini punya bahan amuk baru.

Doll selama ini dikenal sebagai sosok yang ceplas-ceplos kepada media, termasuk konflik dengan PSSI soal pemanggilan pemain.

Teranyar, eks pelatih Borussia Dortmund itu menyaksikan dua hal untuk dikomplain pada laga Persija kontra Bali United, Minggu (25/9/2023).

Macan Kemayoran ditahan oleh Bali United dengan skor 1-1, meski tim tamu bermain dengan 10 orang selama setengah jam terakhir.

Bali besutan Stefano Cugurra mencuri gol lewat lesatan Rahmat Arjuna, yang memanfaatkan kesalahan kesekian Andritany Ardhiyasa dalam melakukan sweeping.

Persija kesulitan bereaksi lantaran tak memiliki striker asing di lini depan, dan kemarin hanya mengandalkan Sandi Arta.

Gol penyama kedudukan baru tercipta pada menit ke-74, melalui tendangan spekulatif Ondrej Kudela dari luar kotak.

Hasil 1-1 tersebut membuat Persija cuma meraih satu kemenangan dalam tujuh pertandingan terakhir!

Baca Juga: Hasil Asian Games 2022 - Hong Kong Takluk, Uzbekistan Resmi Jadi Lawan Timnas U-24 Indonesia di Babak 16 Besar!

Bagi Doll, hasil imbang disebabkan paling tidak oleh dua hal.

Sebab pertama yaitu ke(tidak)jelian wasit saat melihat pelanggaran atas Witan Sulaeman pada babak pertama.

Wasit Mohammad Ibnu menganggap pelanggaran terjadi di luar kotak penalti, meski tayangan ulang menunjukkan Haudi Abdillah menggunting Witan di dalam kotak.

Doll menunjukkan tangkapan gambar momen tersebut dalam jumpa pers, sembari mengamuk dan melemparkan kertas tersebut di hadapan wartawan.

"Itu jelas penalti, itu pelanggarannnya satu meter di dalam kotak," amuk Doll dikutip dari BolaSport.com.

"Saya sempat protes tapi mereka hanya senyum ... saya kecewa dengan wasit," tandasnya.

Sebab kedua yaitu para pemain Bali United yang mengulur waktu dengan berbaring dan meminta perawatan.

Aksi tersebut sudah lekat dengan skuad Serdadu Tridatu, hingga tim tersebut mendapat julukan "Guling-guling FC".

Baca Juga: Tak Ada Striker Kompeten di Timnas U-24, Hokky Caraka Buktikan Indra Sjafri Salah Menyingkirkannya

"Lagi-lagi Bali United rebahan, ini sangat merusak permainan," sesal Doll.

"Padahal saya ingin memainkan sepak bola dengan baik ... injury time hanya lima menit, saya tidak mengerti dengan wasit padahal mereka banyak tidur di lapangan," terangnya.

Dua keluhan Doll di atas bisa dikatakan sebagai dua penyakit lama sepak bola Indonesia.

PSSI mencoba membenahi kualitas wasit dengan mendatangkan instruktur asal Jepang pada awal musim.

Mengenai pemain mengulur waktu, FIFA sudah menerapkan tambahan waktu lebih panjang di Piala Dunia 2022, dan kini diikuti di Liga Inggris.

Baca Juga: Indonesia Menderita Tanpa Rafael Struick, Striker Terbaik Timnas U-23 Tambah Menit Main di Liga Belanda

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P
Editor : Najmul Ula
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.