Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Elkan Baggott batal dipinjamkan agar tak tumbuh sembarangan di kasta bawah Liga Inggris, Ipswich Town menawarkan pelatih berkelas.
Elkan Baggott tak mencicipi kerasnya Liga Inggris level rendah, agar mendapatkan sentuhan berkualitas bareng Ipswich Town.
Manajemen Ipswich sejatinya membuka opsi peminjaman bagi bek timnas Indonesia pada awal bursa transfer musim ini.
Namun setelah mengikuti latihan pramusim, Elkan diputuskan lebih baik bertahan di klub, walau dengan konsekuensi jarang bermain.
Bek berusia 20 tahun itu kini hanya bermain tiga kali untuk Ipswich, semuanya di ajang nonprioritas Carabao Cup.
Di Ipswich, pelatih Kieran McKenna memiliki dua bek utama untuk ajang prioritas Divisi Championship, yaitu Luke Woolfenden dan Cameron Burgess.
Luke Woolfenden berstatus produk terbaik akademi klub, dan Cameron Burgess baru-baru ini memenangi caps timnas Australia.
Luke Woolfenden, biarpun menjadi pesaing Elkan, tak sungkan mengawal perkembangan juniornya yang (siapa tahu) kelak akan menggantikan dirinya.
Woolfenden pun mengungkap mengapa pelatih Kieran McKenna mempertahankan Elkan di tim dan bukannya mengirimnya ke klub peminjam.
"Bos (pelatih) mungkin senang mempunyai pemain (muda) seperti Elks (Elkan) dan Humps (Cameron Humphreys) di sini," ucap Woolfenden dikutip dari EADT.
"Karena mereka mungkin tidak akan mendapatkan standar pelatih yang sama jika pergi dipinjamkan."
Ipswich memang mempunyai pelatih bukan kaleng-kaleng dalam diri Kieran McKenna dan asisten Martyn Pert.
Keduanya pernah menjadi asisten di Manchester United, bekerja untuk pelatih beken semacam Jose Mourinho, Ole Gunnar Solskjaer, hingga Ralf Rangnick.
McKenna baru-baru ini dilabeli media Inggris The Mirror sebagai "Manajer anyar paling menarik di Liga Inggris" dalam usianya yang baru 37 tahun.
McKenna dianggap sebagai "wonderkid" di kalangan pelatih Inggris, sehinga bisa dikatakan Elkan tak akan mendapatkan pelatih sebaik dirinya di kasta bawah.
"Tentu saja Anda akan bermain (jika dipinjamkan), tapi kadang-kadang Anda hanya akan bermain tetapi membuat Anda tidak berkembang."
Singkatnya, McKenna ingin Elkan tak jatuh di tangan yang sembarangan, sehingga memilih merawatnya dengan tangan sendiri.
Kebijakan McKenna di atas mirip dengan yang dilakukan Mauricio Pochettino pada masa keemasan melatih Tottenham Hotspur.
Pada 2017, ia mengaku lebih menyukai pemain muda dari akademi untuk berlatih dalam pengawasannya sekaligus belajar dari pemain top seperti Harry Kane di tim utama.
Elkan untuk sementara bisa menikmati tangan dingin McKenna, sembari belajar langsung dari Woolfenden.
Siapa tahu, musim depan timnas Indonesia akan memiliki pemain pertama di Premier League.
Baca Juga: Pesan Tegas Indra Sjafri untuk Hugo Samir yang Terkena Kartu Merah saat Indonesia Vs Uzbekistan
Editor | : | Najmul Ula |