Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tertular Sindrom Leicester, PSM Oleng Ditinggal Wiljan Pluim dan Berjuang Hindari Degradasi Usai Juara Liga

Najmul Ula - Senin, 9 Oktober 2023 | 17:30 WIB
Suasana pertandingan antara PSM Makassar melawan Madura United pada laga pekan ke-15 Liga 1 2023/2024, Minggu (8/10/2023).
INSTAGRAM/@PSM_MAKASSAR
Suasana pertandingan antara PSM Makassar melawan Madura United pada laga pekan ke-15 Liga 1 2023/2024, Minggu (8/10/2023).

BOLANAS.COM - PSM Makassar dihinggapi banyak masalah selepas menjuarai Liga 1 2022/23, "tertular" Leicester City usai kampiun Liga Inggris.

Sindrom juara bertahan anjlok drastis sedang muncul di Liga 1 Indonesia, terlihat dari nasib PSM Makassar.

PSM Makassar merupakan klub juara bertahan Liga 1 2022/23 setelah tampil mengesankan dengan skuad minimalis di bawah Bernardo Tavares.

Namun musim ini, PSM kembali ke "setelan pabrik" dengan berkutat di papan bawah, bahkan dilanda isu finansial.

Memasuki pekan ke-15 Liga 1 2023/24, Juku Eja terperosok di peringkat 13, hanya mempunyai 18 poin dari 15 pertandingan.

Lebih parah lagi, klub terbesar Sulawesi harus kehilangan kapten sekaligus legenda hidup Wiljan Pluim.

Wiljan Pluim tak terlihat dalam beberapa waktu terakhir, disinyalir karena masalah finansial klub, dan diumumkan hengkang pada Senin (9/10/2023) hari ini.

Bernardo Tavares sampai melepas laga Piala AFC demi timnya bisa bermain baik di Liga 1.

Juku Eja dibantai oleh Sabah FC dengan skor 0-5 pada Kamis, hanya untuk dibekuk Madura United dengan skor 0-2 pada Minggu.

Baca Juga: Pertanyaan buat Shin Tae-yong, Hokky Caraka dan Ramadhan Sananta Bakal Duet atau Duel?

"Fokus kami adalah Liga 1," tegas Tavares usai dilumat klub Malaysia di Piala AFC 2023.

"Kita tidak berada dalam posisi yang baik di klasemen, target kami tidak terdegradasi," tegasnya.

Jarak PSM dari zona degradasi hanya lima poin, yaitu Arema FC dengan 13 poin di peringkat 16.

Situasi PSM di atas mirip dengan apa yang dialami Leicester City setelah menjuarai Liga Inggris musim 2015/16.

Saat itu, Claudio Ranieri menciptakan keajaiban dengan membawa Leicester merengkuh titel Premier League, mengalahkan klub top seperti Arsenal atau Manchester City.

Pada musim panas setelah juara, Leicester langsung kehilangan pemain kunci di lini tengah, yaitu N'Golo Kante.

Claudio Ranieri tidak bisa mempertahankan performa ajaib di musim selanjutnya, dan justru membawa tim terlibat dalam pertarungan degradasi.

Akhirnya pada Februari 2017, Ranieri dipecat dengan Leicester berdiri sangat dekat dengan ancaman turun kasta.

Baca Juga: Sombongnya Philippe Troussier, Vietnam Tak Sudi Mengajak Uji Coba Indonesia karena Ranking FIFA Rendah

Leicester kehilangan Kante dan kini PSM harus hidup tanpa Pluim.

Leicester baru terdegradasi pada musim 2022/23, tujuh musim setelah menjuarai Liga Inggris.

Fans PSM rasanya tak akan berharap klub kesayangannya turun kasta musim ini atau tujuh musim mendatang.

Baca Juga: Tiga Kelebihan Dendy Sulistyawan yang Bikin Selalu Dipanggil Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P
Editor : Najmul Ula
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.