Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Ramadhan Sananta mendapatkan menit main lebih sedikit ketimbang Hokky Caraka, Shin Tae-yong menganakemaskan penyerang PSS.
Shin Tae-yong menunjukkan tendensi akan memainkan Hokky Caraka sebagai starter, tak peduli tim lemah atau kuat tim lawan.
Perlakuan istimewa Shin Tae-yong terhadap Hokky tersebut membuat Ramadhan Sananta terpaksa menerima menit main lebih sedikit.
Dalam tiga laga terakhir di timnas U-23 dan timnas senior, Hokky melahap menit main jauh lebih banyak ketimbang Sananta.
Bulan lalu, Hokky dan Sananta berduel untuk mendampingi Rafael Struick sebagai duet striker timnas U-23 Indonesia di Kualifikasi Piala Asia U-23 2024.
Statistik membuktikan Hokky memperoleh 114 menit main, sedangkan Sananta cuma 60 menit (Struick menyapu bersih 180 menit).
Persaingan Hokky dan Sananta berlanjut ke timnas senior, yakni melawan Brunei Darussalam di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Hokky sedianya diragukan di timnas senior, lantaran ia masih berusia 19 tahun dan belum pernah dipanggil di level ini.
Nyatanya Shin Tae-yong langsung memberikan jatah starter pada penyerang PSS, dan Sananta harus menunggu di bangku cadangan.
Baca Juga: Alasan Konyol PSM Lepas Wiljan Pluim, Pelatih Borneo FC Kasih Paham Bagaimana Pemain Cerdas Bekerja
Hokky bermain selama 58 menit, tetapi nyaris tak berkontribusi apa pun dalam serangan Indonesia.
Ia hanya menyumbang assist "tak disengaja", saat sundulannya membentur tiang dan disambar Dimas Drajad untuk gol pertama.
Shin Tae-yong kemudian memasukkan Sananta untuk menggantikan Hokky, dengan hasil yang lebih dahsyat dalam tempo singkat.
Lima menit setelah masuk, Sananta langsung mencetak gol lewat eksekusi penalti yang dingin ke pojok kanan bawah.
Empat menit berselang, penyerang Persis Solo mencetak gol lagi setelah menyambar bola rebound Ricky Kambuaya.
Kurang dari 10 menit, Sananta menceploskan dua gol ke gawang Brunei, sesuatu yang gagal dilakukan Hokky selama 58 menit.
Coach Shin kemudian menerangkan sang pencetak dwigol belum memiliki fisik mumpuni untuk bermain penuh.
"Untuk Sananta memang secara otot tidak bisa bermain 90 menit," terang Shin sesudah laga.
Baca Juga: Wiljan Pluim Dibilang Tua dan Lambat, Pelatih Borneo FC: Pemain Cerdas Tak Harus Lari Cepat
"Saya sedang berusaha untuk bisa mengubah itu, Sananta sendiri juga harus berusaha agar fisiknya bisa untuk bermain 90 menit."
Preferensi Shin Tae-yong terhadap Hokky dapat dipahami, mengingat ia sudah mengenal sang pemain sejak berusia 17 tahun di level timnas U-19.
Adapun Sananta baru merekah di level senior bersama PSM, sehingga "telat" mengenal Shin Tae-yong.
Jika Sananta sudah bugar sepenuhnya, ia seharusnya berada di depan Hokky dalam urutan penyerang timnas Indonesia.
Baca Juga: Pelajaran dari Leg Pertama, Shin Tae-yong Harus Serahkan Lini Tengah pada Sandy Walsh-Ricky Kambuaya
Editor | : | Najmul Ula |