Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pelajaran dari Laga Uzbekistan: Rafael Struick Bukan Penyerang Biasa, Sananta Tak Bisa Gantikan Dia

Najmul Ula - Selasa, 30 April 2024 | 12:00 WIB
Aksi Rafael Struick pada Piala Asia U-23 2024.
KARIM JAAFAR / AFP
Aksi Rafael Struick pada Piala Asia U-23 2024.

BOLANAS.COM - Rafael Struick sangat dirindukan setelah melihat kinerja lini serang timnas U-23 Indonesia melawan Uzbekistan.

Timnas U-23 Indonesia memiliki banyak pekerjaan rumah setelah Piala Asia U-23 2024, salah satunya sektor penyerang.

Garuda Muda takluk dari Uzbekistan dengan skor 0-2 pada laga semifinal, Senin (29/4/2024) malam.

Pada laga tersebut, pelatih Shin Tae-yong memainkan lini depan yang berbeda untuk pertama kali di sepanjang turnamen.

Hal itu terpaksa dilakukan lantaran penyerang utama, Rafael Struick, harus absen karena akumulasi kartu kuning.

Penyerang ADO Den Haag itu sebelumnya membelah pendapat publik seturut performa mandul di fase grup.

Struick tak pernah mencetak gol dalam tiga laga Grup A, bahkan sempat membuang peluang emas saat melawan Yordania.

Pihak yang mendukung bocah 21 tahun itu menganggap dirinya bukan finisher gacor, tetapi membawa banyak hal positif ke tim.

Pada akhirnya Struick membungkam para pengkritik dengan dua golnya ke gawang Korea Selatan pada babak delapan besar.

Baca Juga: Piala Asia U-23 2024 - Indonesia Selalu Menang Jika Tak Diganggu VAR, Dua Kali Kalah Hanya karena Wasit Sableng

Gol pertama dilesakkan dengan tendangan jarak jauh di luar nalar, dan gol kedua berkat insting pembunuh mencium bola liar di kotak penalti.

Menghadapi Uzbekistan, Shin Tae-yong memiliki dua opsi untuk mengganti Struick, yaitu Ramadhan Sananta atau Hokky Caraka.

Sananta terpilih, lantaran membawa statistik lebih mentereng di Liga 1 daripada Hokky.

Sayangnya Sananta tak bisa berfungsi melawan Uzbekistan yang menerapkan pressing tinggi dan mencegah aliran bola ke depan.

Dilansir dari laman resmi AFC, penyerang Persis Solo itu hanya mencatatkan enam umpan sukses di sepanjang pertandingan!

Hal tersebut sedikit banyak disebabkan tipe Sananta yang merupakan seorang targetman, penyerang yang hanya menunggu di kotak penalti.

Sedangkan Struick memiliki kebiasaan berada di luar posisinya, seringkali mengawali pergerakan dari sisi kiri.

Hal tersebut membuat lini depan Indonesia lebih cair, opsi umpan dari lini tengah dan belakang lebih banyak.

Saat melawan Yordania, beberapa kali kombinasi umpan Struick dan Marselino Ferdinan membuahkan situasi berbahaya.

Baca Juga: Hari Terakhir Liga 1 2023/24 - Ketat di Zona Championship, Ada Skenario Arema FC Terdegradasi

Sananta tak bisa melakukan itu, tetapi bukan salah dirinya ia tak dibentuk menjadi pemain versatile seperti Struick.

Tugas PSSI yaitu memproduksi lebih banyak striker berkualitas dengan beragam tipe, agar Shin Tae-yong bisa mengutak-atik tim sesuai gaya main lawan.

Berikut hierarki striker timnas U-23 Indonesia

Rafael Struick
Ramadhan Sananta
Hokky Caraka
Witan Sulaeman

Baca Juga: Tak Punya Big Game Mentality, Pemain Indonesia Selalu Ambruk setelah Dirugikan Wasit

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P
Editor : Najmul Ula
Sumber : afc.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.