Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Ramadhan Sananta Mandul, Pelatih Persis Ungkap Kebiasaan Buruk Pemain Indonesia

Najm Ula - Kamis, 1 Agustus 2024 | 10:46 WIB
Pelatih Persis Solo, Milomir Seslija dan pemain Sutanto Tan dalam konferensi pers pasca-laga lawan Arema FC di semifinal Piala Presiden 2024, Rabu (31/7/2024).
BAGAS REZA/BOLASPORT.COM
Pelatih Persis Solo, Milomir Seslija dan pemain Sutanto Tan dalam konferensi pers pasca-laga lawan Arema FC di semifinal Piala Presiden 2024, Rabu (31/7/2024).

BOLANAS.COM - Persis Solo gagal ke final Piala Presiden 2024, Milomir Seslija mengkritik Ramadhan Sananta yang berstatus penyerang muda terbaik Indonesia.

Ramadhan Sananta masih perlu memperbaiki sejumlah aspek dalam permainannya, jika merujuk pelatih Persis Solo.

Laskar Sambernyawa gugur di babak semifinal Piala Presiden 2024 usai takluk dari Arema FC, Rabu (31/7/2024) malam.

Meski berlaga sebagai tuan rumah, Persis justru harus mengakui kekalahan 0-2 dari Singo Edan.

Dua gol tim tamu dilesakkan pada babak kedua, melalui brace Charles Lokolingoy.

Suporter tuan rumah patut menyesali hasil ini, karena tim kesayangannya mendominasi permainan hingga pertengahan babak kedua.

Pada babak pertama, Persis mendapatkan sejumlah peluang, termasuk beberapa oleh Ramadhan Sananta.

Mandulnya Persis itu dihukum Arema pada menit ke-58, saat Muhammad Riyandi melakukan blunder yang dimanfaatkan Lokolingoy.

Jika tak ada VAR yang menganulir gol Dalberto, Arema bahkan bisa menang 3-0.

Baca Juga: Jadwal Final Piala Presiden 2024 - Kesempatan Borneo Balas Dendam ke Arema FC

Usai pertandingan, Milomir Seslija yang pernah menjuarai turnamen ini pada 2019 bersama Arema menjelaskan kekalahan timnya.

Pelatih asal Bosnia itu menyayangkan kegagalan timnya mencetak gol untuk mengambil kesempatan pertama memimpin.

"Pada babak pertama, jika Sananta mengubah arah tubuhnya ke gawang, jika saja dia langsung ke gawang," ucap Milo.

"Anak muda ini harus belajar, dia mencoba peluang itu."

Milo kemungkinan merujuk peluang babak pertama saat Sananta menerima cutback dari sayap kanan.

Penyerang 21 tahun itu tidak menembak ke gawang, tetapi memberi umpan tap ini pada teman yang lebih jauh dari gawang.

"Masalah terbesarnya adalah kebiasaan buruk. Kita memiliki beberapa kebiasaan buruk," terang Milo.

"Tetapi inilah Indonesia, dan mereka masih berjuang dengan hal-hal dasar dalam kariernya."

"Para pemain harus dipaksa, itulah mengapa ketika saya datang di sini sebagai pelatih, saya mengatakan padanya untuk mengubah beberapa kebiasaan."

Baca Juga: Sekalipun Matt Baker Terima Panggilan Australia, Regulasi FIFA Nyatakan Ia Bisa Bela Timnas Indonesia Senior

"Para pemain berpikir latihan tidak terlalu penting."

"Tidak ada sistem evaluasi yang benar pada mereka sejak usia muda. Mereka melewati hal tersebut saat anda datang ke sini (ke tim senior), tetapi inilah keadaanya."

Sananta sudah mengoleksi tiga gol di Piala Presiden, serta dua musim tajam di Liga 1.

Dengan semua catatan itu, menurut Milo belumlah cukup untuk membawa Persis berprestasi.

Baca Juga: Jadwal Final Piala Presiden 2024 - Kesempatan Borneo Balas Dendam ke Arema FC

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P
Editor : Najm Ula
Sumber : BolaSport.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.