Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Andik Vermansah turut menjadi sorotan media Malaysia akibat aksi brutal di kasta dua sepak bola Indonesia.
Sebagai jebolan Liga Malaysia, tindak-tanduk Andik Vermansah di usia senja masih menjadi perhatian negeri jiran.
Terlahir pada 23 November 1991, Andik pertama kali mencuat sebagai "Messi Indonesia" bersama Persebaya pada 2010-an.
Ia kemudian sempat memenangi trial di luar negeri, termasuk DC United yang pernah dimiliki Erick Thohir.
Kepindahan ke luar negeri pun ia menangi, yaitu menuju Selangor FC di Liga Malaysia.
Selama empat musim di Selangor, Andik melegenda di sana dan disebut sebagai pemain terbaik dari Indonesia setelah Bambang Pamungkas.
Ia sempat bermain satu musim bersama Kedah Darul Aman sebelum kembali ke Indonesia pada 2019.
Periode terbaiknya bersama timnas Indonesia terjadi di Piala AFF 2016 saat membawa tim Garuda menembus final.
Semua itu telah menjadi kenangan dan Andik sejak musim lalu melanjutkan karier di kasta kedua Liga 2.
Baca Juga: Indonesia Vs China Jadi Laga Hidup Mati bagi Branko Ivankovic
Musim ini, ia bermain untuk PSPS Pekanbaru, yang secara geografis tidak jauh dari Malaysia.
Tak heran setelah baru-baru ini Andik menggegerkan sepak bola nasional, media Malaysia turut menyoroti.
Pemain 32 tahun itu menjadi antagonis dengan bertindak brutal saat timnya melawan Persiraja Banda Aceh, Minggu (13/10/2024).
"Perilaku mantan pemain sayap Selangor FC, Andik Vermansyah, mencuri perhatian sepak bola Indonesia baru-baru ini," tulis media Malaysia Makanbola.com.
"Andik yang kini beraksi untuk klub Liga 2 Indonesia, Persiraja Banda Aceh, disebut memukul wajah pemain PSPS Pekanbaru, Ilham Fato, hingga terjatuh."
"Insiden dimulai saat wasit Agung Suhanda menilai Andik menerjang keras pemain PSPS."
"Andik yang tidak berpuas hati kemudian memukul wajah Ilham hingga terjatuh, insiden ini mencetuskan rasa tidak senang dari kalangan pemain PSPS."
"Bekas pemain Kedah (Andik) itu kemudian bertindak mengasari pemain yang sama."
Perilaku Andik yang tak patut dicontoh hingga disorot media internasional membuatnya pantas dihukum berat.
Beberapa waktu lalu, Komdis PSSI menghukum legenda timnas lainnya, Boaz Solossa, akibat tindak pemukulan.
Tak peduli mereka pernah membela Merah Putih, pemain yang bertindak brutal di lapangan mesti diganjar dengan hukuman yang membuat efek jera.
Pemain timnas, apalagi sudah senior, semestinya memberi contoh bagi generasi muda dengan menghormati lawan dan pengadil.
Baca Juga: Rapor Merah di Asia, Jordi Amat Hanya Pantas Bela Indonesia di ASEAN Cup 2024?
Editor | : | Najm Ula |
Sumber | : | makanbola.com |