Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
“Saya sudah katakan dua hari lalu, saat konferensi pers di Solo, saya kira akan jauh lebih baik buat Piala AFF jika digelar di satu negara saja,” ucapnya.
AFF mengubah format Piala AFF dari fase grup di satu negara menjadi fase grup kandang tandang sejak edisi 2018.
Format "jadul" yaitu saat satu negara ditunjuk menjadi tuan rumah satu grup.
Piala AFF digelar dalam dua grup, maka tuan rumah yang terpilih selalu dua negara.
Barulah saat turnamen memasuki fase gugur, sistem kandang tandang mulai diterapkan.
Terakhir kali format tersebut diterapkan pada 2016, saat Indonesia menembus babak final tetapi dikalahkan Thailand.
“Level performa para pemain akan jadi lebih baik (karena tidak kelelahan), dan level kompetisi AFF juga bisa meningkat,” jelas Shin Tae-yong.
“(Kalau sekarang situasinya) setiap 3 hari, kami harus melakoni pertandingan, melewati perjalanan jauh bolak-balik.”
Bagaimanapun, PSSI dan Shin Tae-yong juga harus menyalahkan diri sendiri.
Baca Juga: Ada 5 Pemain yang Belum Main, Termasuk Pemain Muda Terbaik Piala Presiden, Shin Tae-yong Tutup Mata?
Indonesia hanya mendaftarkan 24 pemain dari kuota 26, yang berarti lebih sedikit pemain untuk rotasi.
Selain itu, keputusan mengirim timnas U-22 juga membuat pilihan pemain yang tersedia bukanlah yang terbaik.
Editor | : | Najm Ula |
Sumber | : | BolaSport.com |