Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Timnas Indonesia memetik pelajaran dari ASEAN Cup 2024 untuk tidak membebani pemain muda di turnamen terpanas Asia Tenggara.
Kegagalan Indonesia di Piala AFF telah menjadi buah bibir di kalangan Asia Tenggara, bahkan Asia.
Media asing ESPN yang memantau sepak bola Asia turut menyoroti perjalanan kandas Garuda di Piala AFF lalu.
Sebagai pengingat, Indonesia tersingkir di fase grup walaupun berstatus negara kuat kawasan ini.
Timnas senior mampu menembus putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia, tetapi juniornya tidak mampu bersaing di Asia Tenggara.
"Energi muda menjanjikan energi dan potensi, yang bisa saja positif untuk tim."
"Tapi juga ada potensi untuk kepala mudah panas yang indisipliner," tulis Gabriel Tan di ESPN.
Gabriel Tan merujuk pada dua kartu merah yang diterima pemain Indonesia dalam dua laga kandang.
Pelatih Shin Tae-yong memanggil Marselino Ferdinan dan Muhammad Ferarri sebagai salah dua pemain paling matang.
Baca Juga: Persebaya Sedang Dikejar Persib, Paul Munster Rela Tidak Mudik Natal ke Irlandia Utara
Namun dua pemain tersebut justru mendatangkan bencana lewat kartu merah.
Marselino mendapatkan kartu merah pada laga kontra Laos gara-gara dua tekel sembrono.
Ferarri yang berstatus kapten diusir wasit lantaran menyikut pemain lawan hanya karena provokasi kecil.
Dua kartu merah tersebut mengubah momentum Indonesia pada laga masing-masing, yang berkontribusi pada tersingkirnya Garuda Muda.
"Indonesia akan mendapati indisipliner khas pemain muda sebagai kambing hitam," tulis ESPN.
"Sebagai penyebab puasa juara memanjang menjadi paling tidak dua tahun lagi."
Shin Tae-yong juga turut menyalahkan dua pemain seniornya itu.
"Mungkin bisa bicara kecewa," sesal Shin usai dikalahkan Filipina.
"Apalagi Marselino dapat kartu merah saat lawan Laos."
Baca Juga: ASEAN Cup 2024 - Kim Sang-sik Bertekad Lampaui Prestasi Shin Tae-yong di Timnas Indonesia
"Hari ini sama, Ferarri dapat kartu merah karena reaksi berlebihan dan tidak perlu."
Ke depan, PSSI tampak tidak perlu mengambil risiko menurunkan pemain muda saat tim lain mengerahkan tim senior.
Jika pun pemain berbasis Eropa tidak bisa datang, alangkah bijaknya jika pemain senior dalam negeri dipanggil.