Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Javier Roca menyatakan polisi bertindak berlebihan menangani suporter, pelatih Arema FC itu melihat empat orang meninggal di ruang ganti.
Sebagai pelatih Arema FC, Javier Roca bisa jadi merasa sebagai orang yang ikut bertanggung jawab atas tragedi Kanjuruhan.
Javier Roca menyaksikan Arema FC yang dibesutnya kalah dari Persebaya Surabaya pada pekan ke-11 Liga 1 2022/23, Sabtu (1/10/2022).
Buntut dari kekalahan tersebut, suporter Arema FC menyampaikan protes dengan turun ke lapangan, hanya untuk disambut gas air mata oleh polisi.
Skuat Arema FC pada mulanya bergerak ke tribun usai peluit akhir untuk meminta maaf pada suporter.
Namun ketika melihat lebih banyak orang yang menggeruduk lapangan, Abel Camara dan kawan-kawan memutuskan menuju ruang ganti.
Pada saat di ruang ganti itulah, kekacauan timbul di stadion, dengan ribuan manusia berhimpitan menghindari gas air mata.
Angka resmi korban meninggal dunia mencapai 125 orang, tetapi angka sebenarnya dipercaya melebihi itu.
Javier Roca yang berasal dari Cile kemudian menerangkan peristiwa itu, dengan momen tragis penonton masuk ke ruang ganti untuk minta tolong.
"Yang paling mengerikan saat korban masuk (ke ruang ganti) untuk dirawat oleh tim dokter," ujar Roca kepada media Spanyol Cadena Ser (2/10/2022).
"Sekitar 20 orang masuk dan empat meninggal, ada suporter yang meninggal di pelukan pemain," tuturnya.
Kekacauan itu tak akan terjadi andai polisi tak terburu-buru melepas gas air mata ke arah tribun, tempat di mana suporter duduk tak bersalah.
Cadena Ser sendiri mengutip jumlah korban jiwa mencapai 174 orang.
???????????? Javier Roca, entrenador del equipo local de Indonesia donde anoche se vivió una tragedia:‼️ "Murieron 4 aficionados en nuestro vestuario en los brazos de algunos de mis jugadores"???? Escucha la entrevista completa a partir de las 15:00h con @GarridoCarrusel en @Carrusel pic.twitter.com/kNSrsEtQ4x
— Carrusel Deportivo (@carrusel) October 2, 2022
"Saya kira polisi melampaui batas, meskipun saya tidak di lapangan (karena berada di ruang ganti) dan tidak merasakan (gas air mata)," terang Roca.
"Melihat gambar-gambar itu, mungkin mereka bisa menggunakan cara lain (untuk meredam massa)."
"Ini adalah stadion yang terpencil dan kami berada di kota yang relatif kecil, sehingga tidak ada cukup ambulans yang tiba tepat waktu," tandasnya.
Javier Roca dan segenap skuat Arema FC mengunjungi Stadion Kanjuruhan pada Senin (3/10/2022) siang untuk mengenang peristiwa itu.
Kapolri Listyo Sigit Prabowo telah mencopot Kapolres Malang Ferli Hidayat dari jabatannya, buntut dari tragedi ini.
Pemerintah Indonesia juga telah membentuk tim gabungan pencari fakta yang dipimpin Menko Polhukam Mahfud MD.