Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Bukan Indonesia, Dua Negara Ini Jadi Tolak Ukur Keisuke Honda Kembangkan Timnas Kamboja

By Nungki Nugroho, Senin, 31 Oktober 2022 | 23:28 WIB
Para pemain timnas Kamboja menyapa suporter mereka di tribune.

BOLANAS.COM - Eks timnas Jepang, Keisuke Honda, lebih melirih dua negara kuat ASEAN ketimbang Indonesia sebagai tolak ukur untuk meningkatkan sepak bola Kamboja.

Seperti diketahui, sepak bola Kamboja masih berada di level bawah Asia Tenggara.

Kamboja belum pernah sekalipun lolos dari fase grup Piala AFF sejak gelaran pertama pada 1996.

Kini, timnas Kamboja berada dalam kendali eks timnas Jepang Keisuke Honda.

Baca Juga: Iwan Bule Berpotensi Lengser saat KLB, Exco PSSI:Shin Tae-yong Tetap Latih Timnas Indonesia

Jebolan akademi Gamba Osaka itu ditunjuk menjadi Manajer Umum Kamboja sejak 2018.

Tercatat sudah empat tahun Keisuke Honda sudah menangani sepak bola Kamboja setelah pensiun dari timnas Jepang.

Ia memimpin Kamboja bersama pelatih Jepang lainnya yakni Ryu Hirose.

Kepada media Kamboja, Honda menyebut butuh waktu yang tidak singkat untuk mengangkat performa negara ini di Asia.

Baca Juga: Satgas Transformasi Gelar Rapat Kedua, Peraturan Kepolisian untuk Sepak Bola Segera Terbit

Di Asia Tenggara, bukan Indonesia yang menjadi patokan Honda melainkan Thailand dan Vietnam.

Menurutnya Kamboja harus meniru investasi di dunia sepak bola yang telah dilakukan oleh Thailand dan Vietnam.

"Merekalah yang kami lawan di kompetisi sepak bola internasional," ucap Keisuke Honda.

"Kami harus bertanya berapa banyak yang mereka investasikan di sepak bola. Negara-negara seperti Thailand dan Vietnam telah banyak berinvestasi di industri sepak bola," imbuhnya.

Baca Juga: Jordi Amat Catatkan Penampilan Kedua di Johor Darul Takzim, Statusnya Masih Pemain Spanyol dan Belum WNI

"Kamboja perlu berinvestasi lebih banyak. Kita perlu lebih banyak berubah," tegas Honda.

Untuk bisa menyamai Thailand dan Vietnam, Honda menilai Kamboja membutuhkan waktu setidaknya satu dekade.

Hal tersebut juga tergantung dengan generasi muda Kamboja yang akan tumbuh dalam kurun waktu tersebut.

"Itu tidak mungkin. Realistisnya, kami tidak bisa melompat, kita tidak bisa berubah drastis dalam waktu singkat," jelas Honda.

Baca Juga: Dulu Manchester United, Kini Borussia Dortmund Batal ke Indonesia Akibat Tragedi Mematikan

"Kami membutuhkan lima, 10 atau 20 tahun untuk mencapai level yang sama. Itu rencana jangka panjang. Kita perlu membangun budaya terlebih dahulu," imbuhnya.

Sementara itu, Honda menilai sepak bola Kamboja saat ini sudah mengalami kemajuan meski lebih lambat di banding negara tetangga.

"Perkembangannya sedikit demi sedikit, dari tahun ke tahun," kata Honda.

"Ini tantangan yang sulit. Tetapi semuanya mungkin, bahkan melawan Thailand atau Vietnam," ujarnya.

Baca Juga: Dulu Manchester United, Kini Borussia Dortmund Batal ke Indonesia Akibat Tragedi Mematikan

Salah satu fokus utama Honda adalah SEA Games tahun depan, di mana Kamboja ditunjuk menjadi tuan rumah.

"Kami akan berusaha mendapatkan hasil yang baik di SEA Games,” katanya, merujuk pada SEA Games Kamboja 2023 yang dijadwalkan 5-17 Mei di Phnom Penh dan bagian lain Kerajaan," kata Honda.

Seperti halnya Shin Tae-yong, kontrak Honda bersama Kamboja akan berakhir pada pengujung 2023.

Pelatih berusia 36 tahun itu berpesan siapa pun penerusnya di Kamboja diharapkan bisa mengikuti alur yang telah dijalankan.

"Gaya yang sama, filosofi yang sama dengan orang yang tepat," pungkasnya.

Kamboja sendiri saat ini menempati peringkat ke-177 FIFA dengan perolehan 948,62 poin.

Ranking tersebut terbilang menurun sejak pertama kedatangan Honda pada 2018 di mana Kamboja berada di peringkat ke-172 FIFA.

Masih ada waktu satu tahun ke depan bagi Honda untuk mengembalikan posisi Kamboja di ranking FIFA.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P