Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kekalahan ini menjadi pelajaran berharga bagi Seto Nurdiantoro selaku pelatih PSS.
Ia justru melempar pujian kepada suporter PSS yang cukup dewasa dalam menyikapi keterpurukan tim kebanggaannya.
"Jelas ini kesekian kali dan saya juga harus bilang maaf lagi ke teman-teman suporter yang sangat mencintai PSS," ucap Seto selepas laga.
"Tapi yang mau saya garis bawahi kejadian sore hari ini adalah saya salut sama suporter, luar biasa buat saya, itulah BCS, itulah teman teman suporter PSS."
"Bagaimana kedewasaan mereka, support mereka sedari awal sampai akhir untuk membawa tim ini lebih baik, buat saya pribadi ini menjadi pembelajaran," jelas Seto.
Setidaknya ada dua momen yang bisa saja membuat suporter naik pitam di menit akhir babak kedua.
Momen pertama ketika gol cantik Ricky Cawor dianulir hanya karena tangannya berada lebih depan dari bek Bhayangkara FC dalam satu garis offside.
Kemudian momen kedua ketika tekel keras Nurhidayat kepada Todd Ferre yang berujung kartu merah.
Seto pun tetap akan bertanggungjawab atas kekalahan timnya. Ia seakan memberi kode tidak akan bertahan lama di bangku pelatih PSS.
"Masalah hasil, itu tanggung jawab saya. Ke depan, manajemen tentunya akan berpikir ulang tetapi apapun itu harapannya ke depan untuk PSS akan lebih baik."
"Siapapun yang bekerja untuk PSS tahun depan harapannya bukan sekadar profesional tetapi bekerja dengan hati," papar pelatih asal Kalasan tersebut.
Juru taktik berusia 48 tahun itu menyadari bahwa laga berjalan di luar perkiraan dengan cederanya Jihad Ayoub.
"Ini di luar perkiraan kami, tetapi apapun itu pemain dan tim pelatih sudah mencoba semaksimal yang kami mampu, sekuat tenaga, memang evaluasi analis banyak sekali dan itu tidak perlu saya beberkan," pungkasnya.
Hasil ini membuat PSS tertahan di posisi 15 klasemen dengan 28 poin dari 29 pertandingan.
PSS terancam digeser karena dua tim dibawahnya, Persik dan Barito Putera, masih menyimpan dua laga.