Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Shin Tae-yong memiliki alasan taktikal untuk menyisihkan Stefano Lilipaly, sang pemain tak keberatan tetapi bosnya murka.
Stefano Lilipaly bersikap negarawan dengan menerima keputusan Shin Tae-yong untuk mencadangkannya, sementara bos Borneo FC tidak demikian.
Stefano Lilipaly masuk dalam skuat timnas Indonesia, tetapi sama sekali tak bermain dalam dua laga FIFA Matchday.
Pemain naturalisasi berusia 33 tahun itu cuma menonton dari bangku cadangan laga prestisius melawan Palestina dan Argentina.
Bos Borneo FC, Nabil Husein, merespons pemilihan pemain Shin Tae-yong tersebut dengan murka di media sosial.
Sikap tak elok oleh presiden klub Liga 1 tersebut diredakan oleh Lilipaly sendiri, yang menunggah jawaban berkelas.
"Bermain atau tidak, selalu bangga membela Garuda di dadaku," ujar Lilipaly di akun Instagram pribadinya.
"Terima kasih atas dukungan yang luar biasa selama dua kali pertandingan FMD, luar biasa."
BolaNas.com berniat membantu menerangkan duduk perkara dengan membedah taktik Shin Tae-yong pada dua laga kemarin.
Terlebih dahulu harus disepakati bahwa posisi Lilipaly yaitu gelandang serang (no 10), atau winger kiri.
Timnas Indonesia vs Palestina, formasi 4-3-3.
Dalam formasi ini, tak ada ruang untuk pemain nomor 10, sehingga satu posisi Lilipaly tak ada untuk dimainkan.
Tersisa posisi winger kiri, tetapi situasi menjelaskan Shin Tae-yong butuh pemain lebih muda dan lebih eksplosif.
View this post on InstagramA post shared by ???????????????????????????? ???????????????????????????????? (@stefanolilipaly)
Shin Tae-yong memainkan tiga trisula, yaitu Rafael Struick di kiri, Yakob Sayuri di kanan, dan Dimas Drajad di tengah.
Rafael Struick bisa dikatakan bermain di posisi yang seharusnya ditempati Lilipaly, dan performanya membuktikan ketepatan pilihan pelatih.
Struick menyajikan pergerakan konstan untuk mempressing lawan, juga mendribel dengan berlari, didukung usianya yang masih 20 tahun.
Di sisi lain, Lilipaly yang sudah berusia 33 tahun tak memiliki fitur seperti itu, lantaran ia cenderung mendribel bola dekat dengan kakinya.
Alasan Shin Tae-yong memilih Struick ketimbang Lilipaly dapat dipahami, tetapi bos Borneo FC bisa menjadikan pergantian pemain sebagai argumen.
Shin memasukkan Dendy Sulistyawan sebagai pengganti Struick, lalu Witan Sulaeman di posisi yang sama pada akhir pertandingan.
Baik Dendy maupun Witan tidak menawarkan hal yang sama dengan Struick, jadi mengapa bukan Lilipaly yang dimainkan?
Timnas Indonesia VS Argentina, formasi 5-3-2
Dalam formasi, dua posisi yang dapat dimainkan Lilipaly tak ada, yaitu nomor 10 dan winger.
Lilipaly sejatinya bisa dimainkan sebagai second striker, tetapi lagi-lagi Struick menghalanginya.
Shin Tae-yong memilih menduetkan Dimas Drajad dan Struick, semata karena keduanya memiliki fitur pressing berkat usia mudanya.
Baca Juga: Hasil RUPS PT LIB, Sosok yang Tak Mau Jadi Dirut Dipaksa Jalankan Liga 1 Terlama Sepanjang Sejarah
Untuk alasan yang sama, Shin Tae-yong jarang memanggil Ilija Spasojevic.
Namun lagi-lagi, pergantian pemain yang dilakukan Shin Tae-yong tak membuahkan hasil, dengan Witan kembali mendapat sorotan negatif.
Biarpun Lilipaly tak bisa menawarkan sesuatu sebagai starter, ia seharusnya memiliki kapabilitas untuk mempengaruhi di tengah permainan.
Simpulannya, terdapat pemain lebih baik (dan lebih muda) serta formasi yang tak mendukung, yang menyebabkan Lilipaly mendekam di bench.