Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - PSM Makassar tak diperlakukan dengan baik oleh manajemen, salah satu alasan mengapa pasukan Bernardo Tavares gagal di Piala AFC.
Terdapat banyak faktor mengapa klub Indonesia gagal bersaing di kompetisi Asia, dan Bernardo Tavares mengungkap salah satu alasan sahih.
Tavares musim lalu membawa PSM ke babak final zona Asean Piala AFC 2022, tetapi musim ini hanya mentok di fase grup.
Perubahan format dari home tournament menjadi double round robin dengan laga kandang-tandang membuat klub harus mengeluarkan energi lebih banyak.
Dengan jumlah enam pertandingan fase grup dan perjalanan konstan antarnegara, manajemen PSM terbukti tak menyediakan pelayanan terbaik bagi para pemainnya.
Saat ini, Yakob Sayuri dkk duduk di peringkat ketiga Grup H dengan tujuh poin, enam di antaranya didapat dari juru kunci Hougang United.
Meski masih bisa mencuri pos runner-up pada pekan terakhir, PSM dipastikan gagal lolos ke babak semifinal zona Asean.
Di Grup G, Bali United juga menelan realita yang sama dengan hanya menjadi peringkat tiga dan tersingkir di fase grup.
Indonesia dengan demikian harus menyaksikan dua jawara Liga 1 dikangkangi para rival di Asia Tenggara.
Baca Juga: Peluang Persija Curi Tiga Poin, Bek Persebaya yang Nyaris Tak Tergantikan Dipastikan Absen 4 Pekan
Dalam kasus PSM, merosotnya performa Pasukan Ramang bisa dijelaskan melalui situasi krisis finansial yang sempat melanda.
Pada beberapa pekan di Liga 1, Bernardo Tavares sempat tak bisa memainkan beberapa pemain asing yang absen minim alasan, termasuk Wiljan Pluim.
Belakangan, pelatih asal Portugal itu menjelaskan faktor lain yang berkontribusi membuat klubnya minim daya saing di level Asia.
"Pertandingan terakhir kami adalah di Piala AFC dan disayangkan kami terlambat memesan tiket penerbangan," ujar Tavares dikutip dari Kompas.com.
"Itu kesalahan yang tidak boleh diulangi lagi."
"Keberangkatan tim kami terpisah, kami harus berlatih di pagi hari kemarin dan seharusnya itu tidak terjadi karena mereka tentu butuh lebih banyak waktu untuk tidur dan istirahat."
Buntut dari recovery yang kacau adalah para pemain menjadi tidak dalam kondisi 100 persen saat melakoni pertandingan.
Padahal, klub yang berlaga di Piala AFC seringkali harus bertanding dalam jarak sekitar 72 jam atau tiga hari.
Baca Juga: Musim Ini Tinggal 13 Pekan, Radja Nainggolan Terancam Kehabisan Waktu Selamatkan Bhayangkara FC
Tavares mengungkap kesalahan tersebut bukan pertama kali terjadi, bisa disimpulkan para pemain "menderita" dalam lima laga Piala AFC.
"Ini pesan bagi klub untuk mengatur waktu dengan baik karena ini bukan kedua atau ketiga kalinya terjadi," sesalnya.
"Disayangkan persiapan kami tidak sempurna, kami perlu lebih banyak waktu untuk mempersiapkan diri jelang pertandingan."
Jika klub Indonesia terus memperlakukan pemainnya seperti itu, jangan harap mereka akan mengharumkan Merah Putih di pentas internasional.