Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Presiden Madura United, Achsanul Qosasi, merespon protes APPI yang keberatan terhadap pemotongan gaji pemain menjadi hanya 25 persen.
Presiden Madura United, Achsanul Qosasi, menyatakan keputusan pemotongan gaji menjadi hanya 25 persen tak perlu dipersoalkan berlarut-larut.
Achsanul Qosasi berpendapat, dalam kondisi yang serba darurat seperti saat ini, semua pihak seharusnya saling memahami.
Baru-baru ini, Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) melayangkan protes terhadap keputusan PSSI mengenai pemotongan gaji akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Menunggu Adopsi, Rumah Tangga Bayu Gatra Bakal Kedatangan Anggota Baru
Dalam suratnya kepada klub Liga 1 dan Liga 2 2020, PSSI mempersilakan pihak klub untuk hanya membayar pemain sebesar 25 persen dari kesepakatan awal.
Keputusan tersebut diambil lantaran kompetisi Liga 1 dan Liga 2 2020 ditangguhkan akibat persebaran pandemi virus corona.
APPI mempermasalahkan keputusan tersebut lantaran PSSI dan pihak klub tak melibatkan pihak pemain dalam mengambil kebijakan.
Baca Juga: Kilas Balik Marco Simic Tancapkan Kuku di Pentas Asia, Cetak Quat-trick ke Gawang JDT
Hanya saja, menurut Achsanul, proses yang diharapkan APPI dengan mengajak pemain berembuk tidak perlu dilakukan.
"Perjanjian dengan pemain bukan perjanjian dagang, ini perjanjian antara pemberi kerja dan pekerja yang tunduk pada regulator (PSSI dan PT Liga Indonesia Baru)," ucapnya, seperti dikutip Bolanas.com dari Kompas.
"Jika regulatornya sudah memutuskan, tidak perlu berembuk dengan pemain," tegasnya.
Achsanul menambahkan, pihak klub bisa dibilang sudah tombok lantaran tetap membayarkan gaji meski tak mendapatkan apa pun dari pemain.
"Yang dilakukan PSSI saat ini adalah kebijaksanaan, walaupun membebani klub dengan 25 persen tanpa kontraprestasi apa pun dari pemain," tandasnya.
Baca Juga: Dampak Pandemi Covid-19, Eks Persib Bandung Tak Bisa Main Tarkam
Editor | : | Mukhammad Najmul Ula |
Sumber | : | Kompas.com |