Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kendala tersebut barangkali yang menjadikan para pemain Indonesia lainnya tak mau pindah ke luar negeri.
Namun, Yanto Basna menekankan bahwa problem bahasa seharusnya tak bisa menjadi penghalang.
"Bahasa Inggris kalau menurut saya penting, tetapi yang paling penting adalah mental," ucap Yanto Basna, seperti dikutip Bolanas.com dari Kompas.com.
"Maksudnya, berada di mana pun kita berada, bahasa apa pun kita bisa belajar dan beradaptasi," tambahnya.
"Yang paling penting bagaimana kita mau berjuang dan berkomitmen," tandasnya.
Yanto Basna lantas menceritakan pengalamannya tak mengerti instruksi pelatih akibat problem bahasa.
"Jadi saya pertama kali datang ke sini, pelatih marah-marah masalah posisi, saya tidak tahu, iya-iya saja," kenangnya.
Lambat laun, Yanto Basna mencoba memahami menggunakan feeling, dan terus mempelajari bahasa baru.
Yanto Basna berkelakar, mencoba hidup di negara baru tanpa memahami bahasa lokal ibarat berpura-pura menjadi orang gila.
"Makanya, kalau saya pribadi mau bahasa Inggris (jangan) setengah-setengah, kalau bisa sampai ke Arab ya mau tidak mau harus belajar bahasa arab," ucapnya.
"Jadi pura-pura gila saja dulu," pungkasnya.
Baca Juga: Gatal Merumput, Aleksandar Rakic Ingin Liga 1 Susul Bundesliga dan K League
Editor | : | Nungki Nugroho |
Sumber | : | Kompas.com |