Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Baca Juga: Sempat Dikaitkan dengan Persib Bandung, Kiatisuk Senamuang Siap Kembali Melatih
Masyarakat Indonesia terhipnotis dengan jumlah penduduk Indonesia yang begitu besar, sehingga dianggap seharusnya mampu menciptakan sekian banyak talenta kelas dunia.
Padahal, menurut Ratu Tisha, anggapan masyarakat tersebut salah kaprah.
"Sebenarnya kita tidak bicara himpunan (jumlah penduduk) 250 juta orang. Himpunan database kami, pemain elite usia muda yang terdaftar terakhir itu di angka 10.500 saja," ujar Ratu Tisha dalam diskusi virtual PRiADI dan BagiData pada awal Mei 2020.
"Jadi, kita bicara dari himpunan yang sangat sedikit," lanjutnya.
Lagipula, jumlah pemain yang barangkali sudah berlatih keras di level domestik belum tentu memiliki jam terbang internasional.
"Bukan hanya melalui satu proses instan, yang mungkin cuma bermain 10.000 jam tapi tak ada pengalaman internasional lebih dari 50 persen," jelasnya.
Akibat dari keadaan tersebut ialah para pemain Indonesia tak bisa bersaing dengan pemain dari negara lain yang sudah memiliki jam terbang tinggi.
Ratu Tisha menambahkan, jumlah tersebut akan berkurang tiap tahunnya melalui mekanisme seleksi alam berupa kompetisi berjenjang di level domestik dan internasional.
Oleh karena itu, agar memunculkan talenta berkualitas dari seleksi alam tersebut, Ratu Tisha menyebut pembinaan usia muda menjadi tak dapat ditawar.
Editor | : | Mukhammad Najmul Ula |
Sumber | : | Kompas.com |