Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Irfan Bachdim Ungkap Pernah Dapat Perlakuan Rasis di Belanda karena Miliki Darah Indonesia

Mukhammad Najmul Ula - Sabtu, 13 Juni 2020 | 19:07 WIB
Irfan Bachdim saat merayakan golnya buat timnas Indonesia ke gawang timnas Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Piala AFF 2010.
DANY PERMANA/TRIBUNNEWS.COM
Irfan Bachdim saat merayakan golnya buat timnas Indonesia ke gawang timnas Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Piala AFF 2010.

BOLANAS.COM - Irfan Bachdim mengaku kerap di-bully saat menghabiskan masa kecil di Belanda karena memiliki darah Asia.

Penyerang PSS Sleman dan tim nasional Indonesia, Irfan Bachdim, mengaku sudah membulatkan tekad untuk meninggalkan Belanda sejak usia dini.

Saat melejit bersama timnas Indonesia di Piala AFF 2010, banyak orang mengira Irfan Bachdim merupakan produk naturalisasi dari Belanda.

Nyatanya, Irfan Bachdim sudah menentukan akan menjadi warga negara Indonesia sejak permulaan kariernya.

Baca Juga: Sosok Anyar Dirut PT Liga Indonesia Baru, Siapa Akhmad Hadian Lukita?

Dalam wawancara terbarunya bersama Hanif Sjahbandi dan Rendy Juliansyah, Irfan mengaku punya alasan tersendiri untuk bersungguh-sungguh menjadi warga negara Indonesia.

Selain karena dirinya memiliki ayah dari Indonesia, Irfan mengaku mendapat perlakuan rasis dari orang-orang di Belanda karena identitas ke-Indonesia-annya.

"Di Belanda ada banyak (perlakuan) rasis juga kan," ujar Irfan di kanal Youtube Hanif & Rendy Show (13/6/2020).

Baca Juga: Masih Pemulihan Cedera, Begini Jawaban Bagus Kahfi soal Peluang Main di Piala Dunia U-20 2021

"Waktu saya main di klub-klub amatir, atau di akademi Utrecht, walau saya main bagus, wah, kata-kata jelek tentang orang Asia (mengarah kepada saya)," urai Irfan.

Oleh karena itu, Irfan sejak awal tak pernah merasa menjadi orang Belanda.

"Saya tidak pernah menjadi orang Belanda, saya selalu merasa sebagai orang luar," ujarnya.

Saat dirinya berusia 18 tahun dan diminta menentukan kewarganegaraan, Irfan langsung memilih Indonesia.

Perlakuan rasis tersebut masih membekas di benak Irfan hingga kini.

Irfan menuturkan, ia tak ingin membawa anaknya, Kenji Zizou, kembali ke Belanda agar tak mengalami perlakuan sama seperti dirinya.

"Nanti kalau saya tua saya mau tinggal di sini (Indonesia) juga, saya nggak mau pulang (ke Belanda)," tegas Irfan.

"Saya nggak mau juga nanti Kenji balik ke Belanda, ada orang-orang yang kayak gitu, kayak saya masih kecil, ada di-bully, kata-kata jelek, ah," pungkas Irfan.

Irfan tampak sudah menemukan kehidupan permanen di Indonesia.

Ia tercatat pernah memperkuat tiga klub di Indonesia, yaitu Persema Malang (2010-2012), Bali United (2017-2019), dan PSS (2020-sekarang).

Baca Juga: Akan Berlatih Tanpa Kontak Fisik, Robert Alberts Ingin Persib Segera Beruji Tanding

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P
Editor : Nungki Nugroho
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.