Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Proses Naturalisasi 'Mengambang', Sandy Walsh Baru Saja Cetak Gol Cepat di Liga Belgia

Nungki Nugroho - Rabu, 27 Januari 2021 | 15:45 WIB
 Bek sayap Zulte Waregem, Sandy Walsh, menegaskan hasratnya membela Indonesia.
instagram.com/sandywalsh
Bek sayap Zulte Waregem, Sandy Walsh, menegaskan hasratnya membela Indonesia.

BOLANAS.COM - Pemain keturunan Indonesia, Sandy Walsh, sukses mencetak gol cepat ketika membela klubnya di Liga Belgia.

Sandy Walsh kembali menjadi andalan klubnya, KV Mechelen, di Liga Belgia 2020/2021.

Sandy Walsh tampil sejak menit pertama pada laga KV Mechelen melawan Waaasland-Beveren, Rabu (27/1/2021).

Sandy Walsh yang dimainkan sebagai bek kanan sukses mencetak gol cepat pada laga tersebut.

Baca Juga: Dipuji saat Uji Coba, Dennis Wise Berikan Evaluasi Besar pada Bek Tengah Garuda Select III

Calon pemain naturalisasi Indonesia itu berhasil mencetak gol pada menit kedelapan Marian Shved.

Sontekan kaki kanan Sandy Walsh meluncur melewati kolong kaki penjaga gawang lawan.

KV Mechelen kembali menambah keunggulan menjadi 2-0 lewat gol Marian Shved pada menit ke-26.

Namun, tim tuan rumah meningkatkan permainan pada babak kedua.

Dua gol penyama kedudukan dicetak oleh pemain pengganti, Jordan Faucher, pada menit ke-60 dan 70'.

Gol Marian Shved pada pengujung babak kedua memaksa tuan rumah tumbang 2-3 pada laga yang berlangsung di Stadion Freethiel, Beveren, Belgia.

Ini menjadi kemenangan tandang keempat KV Mechelen musim 2020/2021.

Sementara bagi Sandy Walsh, ini menjadi gol keduanya selama memperkuat KV Mechelen di Liga Belgia.

Pemain yang sedang menjalani proses naturalisasi menjadi WNI itu telah dimainkan dalam 15 pertandingan KV Mechelen di Liga Belgia.

Baca Juga: Dennis Wise Ungkap Kelebihan Pemain Asing Baru Garuda Select dari Afrika

Sandy Walsh mencatatkan 1332 menit bermain dengan torehan dua gol.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Sandy Walsh (@sandywalsh)

Proses Naturalisasi Sandy Walsh

Sejatinya Luis Milla menginginkan untuk memainkan Sandy Walsh di timnas Indonesia pada ajang Asian Games 2018.

Namun ia sadar bahwa proses naturalisasi begitu panjang, kemudian mengurungkan keinginan tersebut.

Sandy Walsh sendiri mengaku terus menunggu undangan dari PSSI mengenai naturalisasi.

Tetapi undangan naturalisasi untuk dirinya tak kunjung tiba.

Hingga akhirnya Sandy datang sendiri ke Indonesia pada musim panas 2019 untuk bertemu dengan perwakilan PSSI.

Saat itu ia menemui Ratu Tisha dan Simon McMenemy yang menjabat sebagai pelatih timnas Indonesia.

"Saya putuskan datang sendiri saat saya libur seminggu di Jakarta. Ya saya bertemu Simon juga Ratu Tisha. Saya bawa semua dokumen official kakek nenek saya yang mereka butuhkan. Setelah itu kami diskusi selama 1 jam. Mereka juga ingin saya dinaturalisasi (Simon dan Ratu)."

"Saya percaya diri kami bisa selesaikan prosesnya dan sepakat bagaimana melaksanakan prosesnya. Proses naturalisasi saya dimulai dari transfer antar federasi. Artinya saya masih di bawah federasi sepak bola Belanda. Dan memindahkan federasi saya ke PSSI," kata Sandy.

Baca Juga: Liga Malaysia Resmi Ditunda, Peluang Emas bagi Pemain Indonesia?

Proses transfer antar-federasi sepak bola negara ini yang kemungkinan tidak dilakukan untuk Ezra Walian, sehingga ia tidak bisa membela timnas Indonesia menurut Sandy Walsh.

"Sepertinya mereka tidak melakukan itu ke Ezra Walian. Dan akhirnya dia tidak bisa bermain di kompetisi bersama timnas. Untuk itu tahap pertama untuk proses naturalisasi saya adalah mengganti federasi, lalu kewarganegaraan."

"Dengan dokumen itu, pengurusan naturalisasi akan lebih mudah. Tidak bisa urus kewarganegaraan jika urusan di federasi belum selesai," ujar pemain berusia 25 tahun tersebut.

Setelah selesai bertemu dengan PSSI dan Simon, Sandy mengaku kembali ke Eropa.

Ia menyimpan beberapa kontak Indonesia dan mulai mencari informasi di FIFA. Ia kemudian menghubungi lagi Ratu Tisha dan PSSI.

"Saya menghubungi FIFA dan mereka memberi saya pesan 'Jika orang tuamu lahir di negara tsb, maka kamu bisa mengganti federasimu.' Saya langsung kirim pesan itu ke Ratu Tisha dan Simon. Namun saat itu Kualifikasi Piala Dunia sudah mulai, maka saya harus menunggu. Sejak itu saya tak dengar kabar apapun," ujar Sandy Walsh.

Saat ini, Sandy tak mengetahui pasti sampai tahap mana proses naturalisasinya berjalan.

Bisa saja proses transfer antar federasi belum dijalankan oleh PSSI sehingga Sandy bisa bernasib seperti Ezra Walian.

FIFA telah mengambil keputusan bahwa mereka tak mengizinkan Ezra Walian untuk membela timnas Indonesia karena sudah pernah memperkuat timnas U-17 pada kompetisi resmi UEFA, yakni Piala Eropa U-17 pada Maret 2019 silam.

Keputusan itu didasari dari Statuta FIFA pasal 5 ayat 2, yang menyatakan seorang pemain yang pernah membela sebuah negara pada kompetisi resmi, tidak berhak untuk membela asosiasi lain pada pertandingan internasional.

Baca Juga: Bagus Kahfi Berangkat ke Belanda, Akhir dari Saga Transfer yang Melibatkan Barito Putera, Dennis Wise, hingga Netizen Indonesia

Sandy berharap agar proses naturalisasinya berjalan lebih cepat, karena ini bukan pertama kalinya untuk Indonesia. Stefano Lilipaly adalah contoh pemain Belanda yang berhasil dinaturalisasi Indonesia walau pernah membela timnas Belanda usia muda.

"Saya dengar Stefano Lilipaly juga demikian (kasusnya dengan saya) bermain di tim muda Belanda. Dan dia berhasil. Makanya saya kira ini bukan yang pertama kali."

"Saya pikir prosesnya akan cepat. Tetapi saya lihat sekarang Ratu Tisha sudah tidak bekerja lagi di PSSI. Jadi saya harus menunggu pengurus PSSI yang baru. Mereka akan melihat lagi apakah saya bisa bergabung dengan timnas Indonesia," tutupnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P
Editor : Nungki Nugroho
Sumber : Instagram
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.