Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Mantan kiper PSS Sleman, Nanda Pradana, mulai fokus berternak sapi usai kompetisi Liga Indonesia 2020 diberhentikan karena pandemi COVID-19.
Pandemi COVID-19 memaksa seluruh kompetisi Liga Indonesia musim 2020 dihentikan.
Liga 1 dan Liga 2 yang baru saja dimulai pun dihentikan sejak pertengahan Maret 2020.
Baca Juga: Dapat Lampu Hijau dari Persija, Marko Simic Bakal Merapat ke Klub Malaysia
Pada Rabu (20/1/2021), PSSI memutuskan untuk membubarkan seluruh kompetisi musim 2020.
Seluruh pemain pun terimbas dengan ketidakpastian kompetisi Liga Indonesia.
Termasuk eks kiper PSS Sleman, Nanda Pradana, yang menggantikan hidupnya pada dunia sepak bola.
Kini Nanda Pradana pun terpaksa banting setir dengan membuka usaha pribadi penggemukan sapi di tempat tinggalnya, Banyuwangi.
Sebagaimana dilansir dari Tribun Jogja, Nanda menekuni usaha ini sejak diberhentikannya Liga 1 dan Liga 2 2020.
Awalnya, usaha penggemukan sapi yang sekarang ditekuni Nanda merupakan milik Kakek Neneknya di Banyuwangi.
Ia hanya sebatas membantu ketika masih berkompetisi.
Namun, kini ia memutuskan untuk terjun langsung mengelola seluk beluk usahanya.
"Dulu saya cuma bantu-bantu (penggemukan sapi), setelah masa pandemi saya terjun langsung," ujar Nanda.
Baca Juga: Perpanjang Kontrak di Ipswich Town, Elkan Baggott Bikin 2 Tim Premier League Gigit Jari
Nanda mengaku mendapatkan kemampuan berternak secara otodidak, kondisi yang mendesak membuatnya harus belajar ekstra.
Semua yang telah ia dapat lalu dipraktikan, mulai dari membuat pakan fermentasi, perawatan, pemeliharaan, hingga penjualan.
Selain itu, di sela-sela kesibukannya mengurus penggemukan sapi, Nanda juga ikut melatih tim SSB Junior Glenmore, Banyuwangi.
"Kalau pagi cari rumput, sore kita latihan," ujar pria yang juga mantan pemain Persewangi Banyuwangi itu.
Ia diajak rekannya untuk melatih calon-calon kiper di daerah Glenmore.
Aktivitas itu adalah wujud dari cinta dan pengabdiannya kepada sepak bola Banyuwangi.
Nanda ingin, dengan dirinya ikut andil dan melahirkan kiper muda berbakat, dapat mengharumkan nama Banyuwangi di kancah nasional.
"Saya pengen ada penerus (kiper) dari Banyuwangi," katanya pendek.
Upayanya itu berbuah hasil, beberapa kali SSB yang Nanda dan kolega latih, berhasil menjadi wakil dari Asosiasi Kota Surabaya.
Baca Juga: Resmi, Elkan Baggott Tandatangani Kontrak Baru dengan Ipswich Town FC
Lantaran para pemainnya memiliki kemampuan yang memadai pada usia dini untuk ikut kompetisi.
Kiper yang dilatih Nanda tidak banyak, hanya empat dari golongan usia berbeda, dari usia 13, 15, dan 17.
Kepada Tribun Jogja, dirinya tak ingin disebut pelatih, lantaran Nanda belum memutuskan pensiun dan menjadi pelatih.
"Ya istilahnya kita main bareng, berbagi ilmu sambil jaga kondisi," katanya.
Ia selalu memastikan kalau anak yang ingin berlatih itu memiliki keseriusan terhadap sepak bola.
Baginya, hal itu adalah bagian penting dari pembinaan sepak bola usia dini.
"Jangan asal-asalan," imbuh nanda.
Menariknya, Nanda dan rekan-rekannya tidak mengenai tarif bagi siapa saja yang ingin serius berlatih di SSB Junior Glenmore.
"Yang penting semangat, daripada bayar mahal tapi gak ada semangat, nanti jadi berat tanggung jawabnya," kata pemain yang juga pernah lama di PSIR Rembang itu.
Baca Juga: Resmi Gabung Ansan Greeners, Asnawi Mangkualam Sampaikan Pesan Perpisahan kepada PSM Makassar
Sesi latihan di sana digelar setiap Senin sampai Jumat, pada sore hari, dan khusus Selasa Kamis pada pagi hari.
Semua hal yang dilakukannya, semata-mata agar dirinya tidak mengeluh, dan tetap menjalani hidup yang diberikan Tuhan sebaik-baiknya.
Saat ini di usianya yang berkepala tiga, Nanda masih berstatus sebagai pemain Persibat Batang.
Editor | : | Nungki Nugroho |
Sumber | : | Tribun Jogja |