Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Kurniawan Dwi Yulianto kembali mengungkap permintaan tak lazim klub Liga 1 saat hendak mendatangkan pemain Indonesia.
Pelatih Sabah FC, Kurniawan Dwi Yulianto, mengisahkan persoalan yang ia hadapi saat berusaha mendatangkan pemain Indonesia.
Kurniawan Dwi Yulianto saat ini hendak memanfaatkan slot pemain asing Asia Tenggara di Liga Malaysia dengan merekrut pemain Indonesia.
Sejauh ini, Kurniawan Dwi Yulianto sudah mendekati dua pemain sayap Indonesia, yaitu Febri Hariyadi dan Saddil Ramdani.
Baca Juga: Klausul Tak Lazim Bhayangkara Solo FC, Sabah FC Tetap Mau Keluar Uang Demi Boyong Saddil Ramdani
Winger Persib Bandung, Febri Hariyadi, merupakan target utama Kurniawan untuk menambah kekuatan Sabah FC.
Pelatih Persib Bandung Robert Alberts sudah memberi lampu hijau dan Febri sendiri pun menyetujui kepindahan ke Malaysia.
Namun, manajemen Persib Bandung justru memberi klausul "merepotkan" berupa kewajiban mengembalikan Febri apabila Liga 1 hendak bergulir.
Kurniawan memutuskan tak ngotot mendapatkan Febri.
Baca Juga: Gratis atau Bayar, PT LIB Cari Vaksin Covid-19 untuk Gulirkan Liga 1 dan Liga 2
"Khawatir nanti kalau kompetisi dimulai di tengah kompetisi Malaysia masih jalan, repot nanti Sabah FC," ujarnya (18/1/2021).
Persoalan sedikit berbeda ditemui Kurniawan saat mendekati Saddil Ramdani.
Saddil Ramdani merupakan target kedua Sabah FC setelah menemui jalan buntu saat mencoba memboyong Febri Hariyadi.
Dalam kasus Saddil, sang pemain sebenarnya hanya menyisakan kontrak satu bulan di Bhayangkara Solo FC.
Namun, pihak Bhayangkara Solo FC tetap menginginkan formula peminjaman disertai biaya transfer pada Sabah FC.
"Kan setelah bulan dua (Februari), Saddil sudah tidak ada keterikatan dengan Bhayangkara," tutur Kurniawan (1/2/2021).
"Tapi karena menjaga etika dan hubungan baik makanya kami izin baik-baik ke Bhayangkara," ujarnya lagi.
Pada akhirnya, Sabah FC memenuhi tuntutan Bhayangkara FC dengan menyanggupi nominal transfer untuk mendapatkan Saddil.
Dua kasus di atas kurang lebih menggambarkan kekakuan klub Indonesia saat menjalin kontak dengan klub luar negeri.
Dalam kasus Febri, sang pemain pada akhirnya gagal melanjutkan karier di negara tetangga yang mampu menggelar liga.
Apabila ketidakluwesan klub Liga 1 dalam memagari pemain itu berlanjut, bukan tak mungkin pemain Indonesia akan terus kesulitan mengembangkan karier di luar negeri.
Baca Juga: Luar Biasa, Pelatih Persib Robert Alberts Dapat Julukan 'Sir Alex Ferguon versi Asia' di Belanda
Editor | : | Nungki Nugroho |
Sumber | : | BolaSport.com |