Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Respons Arema Indonesia usai Muncul Wacana Akuisisi dari Presiden Arema FC

Nungki Nugroho - Kamis, 17 Juni 2021 | 17:54 WIB
Logo Arema FC dan Arema Indonesia
nungkinugroho
Logo Arema FC dan Arema Indonesia

Sampai berita ini dimuat, belum ada pernyataan lanjutan dari Arema FC terkait gerakan yang muncul di media sosial.

Perlu diketahui, upaya penyatuan Arema ini sejatinya telah digaungkan oleh komunitas Aremania Make Malang Great Again (MMGA) pada 16 November 2020 lalu.

Kala itu, ribuan suporter Arema melakukan aksi damai dengan jalan kaki dari kawasan Patung Singa dan berhenti orasi di depan kantor DPRD Kota Malang, Jawa Timur.

Baca Juga: Intip Ranking FIFA, Timnas Indonesia Diunggulkan dari Calon Lawan di Play-off Piala Asia 2023

Koordinator aksi tersebut, Andi Sinyo, mengatakan bahwa konflik dualisme Arema yang telah berlangsung selama sembilan tahun mengancam hilangnya identitas asli klub Arema.

"Konflik dualisme Arema telah merusak pikiran, hati, jiwa persaudaraan, dan mencoreng nama baik masyarakat Malang Raya, khususnya Aremania di pentas panggung sepak bola Indonesia," kata Andi Sinyo dikutip dari Antara News.

Dalam aksi tersebut, MMGA menuntut dua hal yakni meminta yayasan Arema (pendiri Arema) turun gunung untuk menemui Aremania dan membahas soal permasalahan dualisme, serta meminta dukungan dari pihak terkait untuk memfasilitasi pertemuan ini.

Namun, hingga kini permasalahan dualisme di tubuh Arema masih belum terselesaikan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by AREMA INDONESIA (@savearemaindonesia)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P
Editor : Nungki Nugroho
Sumber : Antaranews
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.