Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pada gol pertama, Rabbani mengeksekusi penalti dengan mulus menggunakan teknik Bruno Fernandes.
Ia pun berselebrasi dengan gembira, termasuk melakukan gerakan tutup telinga.
Selebrasi tersebut lantas diulangi oleh Razzaa Facrezi yang mencetak gol pamungkas.
Razzaa sebelumnya juga dikritik karena tak pernah bisa tampil maksimal meskipun selalu diberi kesempatan dalam tiga laga awal.
Saat ia akhirnya bisa membobol Filipina, wonderkid Persija Jakarta itu berselebrasi dengan liar dan menutup telinga.
View this post on Instagram
Selebrasi tutup telinga bisa berarti positif apabila sang pemain memang menjadi "korban" keberingasan netizen di media sosial.
Publik Indonesia juga perlu sadar, bahwa pemain timnas U-19 masih lah belia dan belum pantas dibebani ekspektasi tinggi.
Namun, selebrasi itu bisa berarti negatif bila sang pemain menutup diri dari kritik dan tak mau membenahi performa diri.
Baca Juga: Tinggalkan Ipswich Town, Elkan Baggott Resmi Gabung Gillingham FC
Sebagai contoh, apabila pemain dikritik karena tak bersinar di laga besar, maka ia seharusnya tak menutup telinga saat "cuma" bisa berkontribusi di laga melawan tim lemah.
Editor | : | Nungki Nugroho |