Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Shin Tae-yong memanfaatkan pemain abroad untuk menjadi tukang pressing, trio Egy Maulana Vikri-Witan Sulaeman-Saddil Ramdani berkontribusi apik.
Shin Tae-yong menampilkan formasi anyar dengan mengandalkan pemain luar negeri dalam kemenangan kedua atas Curacao.
Timnas Indonesia mengalahkan Curacao dengan skor 2-1 pada laga kedua FIFA Matchday, Selasa (27/9/2022) malam tadi.
Timnas Indonesia menerapkan formasi berbeda dibanding laga sebelumnya, yaitu 4-2-3-1, dengan bertumpu pada counter attack alih-alih penguasaan bola.
Shin Tae-yong terbilang melakukan perubahan besar dengan cuma memainkan dua bek tengah, meninggalkan pakem tiga bek yang selama ini dianut.
Namun keuntungan dari skema empat bek di atas adalah timnas Indonesia dapat memiliki lebih banyak pemain untuk memadati lini tengah.
Rachmat Irianto dan Ricky Kambuaya bertindak sebagai double pivot, dengan tiga pemain lincah nan cepat di depannya.
Kebetulan pula, trio gelandang serang tersebut bermain di luar negeri, yaitu Egy Maulana Vikri (Zlate Moravce), Witan Sulaeman (AS Trencin), dan Saddil Ramdani (Sabah FC).
Ketiga pemain itu bertugas menjadi tukang pressing lapis kedua setelah lapis pertama yang diisi Dimas Drajad sang striker tunggal.
Curacao yang sejatinya memiliki kualitas pemain lebih baik dibiarkan menguasai bola, dengan Indonesia cuma menunggu dan mengintai kesalahan.
Egy-Witan-Saddil menjadi "anjing penjaga" yang akan memotong umpan Curacao dari garis pertama, lantas menekan siapa pun yang menerima umpan tersebut di garis kedua.
Hasilnya terbukti moncer, dengan tiga pemain dengan umpan sukses terbanyak di pihak Curacao seluruhnya adalah bek.
Dilansir dari Lapangbola.com, tiga pemain Curacao dengan umpan sukses terbanyak adalah Cuco Martina (68 umpan), Justin Ogenia (48), dan Nathangelo Markelo (45).
Statistik itu menunjukkan pemain Curacao tak bisa saling mengumpan di lini tengah maupun lini serang karena gangguan dari pemain Indonesia sejak garis pertama.
Dalam sebuah momen, Witan bahkan mampu memotong umpan dari kiper Curacao dengan akrobatik, meski tak membuahkan shot on target.
Egy, Witan, dan Saddil diuntungkan dengan keputusan berkarier di luar negeri, di mana sistem pressing tinggi banyak diterapkan dibanding Liga 1.
Memang terkadang pressing tersebut terlalu kasar, seperti ketika Saddil justru menyikut pemain lawan yang sedang menguasai bola.
Shin Tae-yong juga pernah mengungkap alasan mengistimewakan pemain abroad yaitu karena mereka mau berlari lebih jauh ketimbang pemain lokal.
Namun Shin Tae-yong perlu memperbaiki sistem pressing tersebut, mengingat Indonesia tak menciptakan gol dari situasi counter-pressing.
Gol pertama diciptakan tak lama setelah kick off, saat Curacao belum sepenuhnya "bangun".
Indonesia kemudian perlu menunggu Curacao bermain dengan 10 orang untuk mencetak gol kedua, lewat penetrasi Elkan Baggott yang dilanjutkan Witan dan diakhiri finishing Dendy Sulistyawan.
Baca Juga: Timnas Indonesia Baru Satu Kali Kalah di Tahun 2022, Shin Tae-yong: Pemain Mulai Paham Filosofi Saya
Editor | : | Najmul Ula |