Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda), Jawa Timur Irjen Nico Afinta, angkat bicara terkait penembakan gas air mata di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang.
Kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022).
Pertandingan ini sendiri berakhir dengan kemenangan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.
Suporter yang kecewa akibat kekalahan Arema FC mulai berhamburan ke lapangan usai pertandingan.
Nico menjelaskan ada sekitar tiga ribu penonton yang turun ke lapangan.
"Hanya sebagian yang turun ke lapangan, sekitar 3.000 suporter," ungkap Niko dikutip dari Kompas.com, Minggu (2/10/2022).
Kondisi yang mulai tidak kondusif coba ditenangkan oleh pihak kepolisian dengan menembakkan gas air mata.
Apa yang dilakukan oleh pihak kepolisian ini sejatinya tidak sesuai dengan aturan FIFA.
FIFA dengan jelas melarang penggunaan gas air mata di dalam stadion.
Aturan tersebut tertuang dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations pasal 19.
"Dilarang membawa atau menggunakan senjata api atau gas pengontrol kerumunan," bunyil aturan FIFA.
Nico menjelaskan bahwa pihaknya terpaksa menembakkan gas air mata untuk mengurai kerumunan.
Pasalya, jumlah suporter yang masuk ke lapangan mulai di luar kendali.
"Mereka turun untuk tujuan mencari pemain dan pihak manajemen, kenapa bisa kalah," tutur Nico.
"Terpaksa jajaran keamanan menembakkan gas air mata," sambungnya.
Lebih lanjut, Nico menyebut ada 127 orang yang meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan.
Dari 127 orang tersebut, dua diantaranya merupakan anggota kepolisian.
"Dari jumlah itu, 34 orang tewas di Stadion Kanjuruhan dan 93 orang lainnya tewas di rumah sakit," ungkap Nico.
Nico menjelaskan bahwa para suporter rata-rata megalami sesak napas karena terjadi penumpukan di pintu keluar stadion.
"Para suporter berlarian ke salah satu titik di Pintu 12 Stadion Kanjuruhan," kata Nico.
"Saat terjadi penumpukan itulah, banyak yang mengalami sesak napas."
"Seandainya suporter mematuhi aturan, peristiwa ini tidak akan terjadi. Semoga tidak terjadi lagi peristiwa semacam ini," pungkasnya.
Editor | : | Unggul Tan Ngasorake |
Sumber | : | Kompas.com,FIFA.com |