Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Serupa di Stadion Kanjuruhan, suporter pada mulanya dianggap sebagai penyebab terjadinya insiden mematikan ini.
Suporter Arema FC terlihat memasuki lapangan usai peluit akhir karena merasa kesal dengan hasil akhir 2-3 untuk kemenangan Persebaya.
Namun, suporter yang masuk lapangan tak akan membuat korban jiwa berjatuhan, andai penanganan dari kepolisian dilakukan dengan manusiawi.
Belakangan terungkap bahwa polisi menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang memasuki lapangan.
Padahal, gas air mata yang menguar jelas akan mempengaruhi semua orang di sekitar, termasuk yang tidak bersalah apa-apa di tribun.
Ketika gas air mata ditembakkan, sontak seluruh penonton berusaha menghindar dan mencari pintu keluar, itu pun kalau mereka tidak lebih dulu kolaps.
Penggunaan gas air mata (dan senjata api) kemudian diketahui dilarang oleh FIFA.
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia telah menduga ada pelanggaran Hak Asasi Manusia oleh polisi dalam peristiwa semalam.
Baca Juga: Dzenan Radoncic Mundur dari Timnas Indonesia, PSSI Buka Lowongan Asisten Baru untuk Shin Tae-yong
Editor | : | Nungki Nugroho |